Pria Iran Siram Wanita Tak Berjilbab dengan Yoghurt, Pelaku Kini Diburu
Minggu, 02 April 2023 - 05:30 WIB
TEHERAN - Pengadilan Iran mengeluarkan tiga surat perintah penangkapan setelah muncul video seorang pria yang menyerang dua wanita dengan semangkuk yoghurt karena tidak memakai jilbab.
Media pemerintah melaporkan hal itu pada Sabtu (1/4/2023).
Satu surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk penyerang yang telah didakwa dengan "penghinaan praktis dan gangguan ketertiban umum".
“Adapun surat perintah lainnya menargetkan dua korban perempuan karena tidak menutupi rambut mereka,” papar kantor berita peradilan Mizan Online, mengutip pihak berwenang setempat.
Video, yang menjadi viral di media sosial pada Jumat, menunjukkan pria itu mendekati dua wanita di toko serba ada.
Pria itu tampaknya berdebat dengan dua wanita selama beberapa detik sebelum mengambil semangkuk yoghurt dan menuangkannya ke atas kepala mereka.
“Pria itu kemudian didorong oleh pemilik toko, yang juga diberi peringatan oleh otoritas kehakiman karena mengizinkan wanita tak bercadar masuk ke tokonya,” ungkap laporan Mizan Online.
Kantor berita resmi IRNA mengakui pria tersebut menyerang para wanita karena tidak menutupi rambut mereka, menggambarkan tindakan pria tersebut sebagai "cara yang tidak biasa untuk mencegah kejahatan".
Tanggal kejadian, yang terjadi di timur laut kota Masyhad, tidak jelas.
Iran mewajibkan wanita mengenakan jilbab tak lama setelah revolusi negara itu tahun 1979. Namun setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi, banyak wanita muncul di depan umum tanpa jilbab.
Amini, seorang wanita Kurdi Iran, meninggal pada 16 September tak lama setelah ditangkap oleh polisi moralitas di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian oleh negara untuk wanita.
Kematiannya memicu berbulan-bulan protes anti-rezim nasional yang akhirnya mereda karena tindakan keras yang mematikan oleh aparat Iran.
Wanita yang melanggar kode berpakaian ketat Iran berisiko dilecehkan dan ditangkap oleh polisi moralitas negara tersebut.
Di bawah aturan berpakaian ini, wanita diharuskan menutupi rambut mereka sepenuhnya di depan umum dan mengenakan pakaian panjang yang longgar.
“Penghapusan jilbab adalah sama saja dengan permusuhan dengan rezim dan nilai-nilainya," ungkap kantor berita semi-resmi Fars mengutip kepala kehakiman Iran Gholamhossein Mohseni-Ejei sebelumnya pada Sabtu.
Mohseni-Ejei menambahkan wanita yang tidak menutupi rambut mereka “akan dihukum.”
Media pemerintah melaporkan hal itu pada Sabtu (1/4/2023).
Satu surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk penyerang yang telah didakwa dengan "penghinaan praktis dan gangguan ketertiban umum".
“Adapun surat perintah lainnya menargetkan dua korban perempuan karena tidak menutupi rambut mereka,” papar kantor berita peradilan Mizan Online, mengutip pihak berwenang setempat.
Video, yang menjadi viral di media sosial pada Jumat, menunjukkan pria itu mendekati dua wanita di toko serba ada.
Pria itu tampaknya berdebat dengan dua wanita selama beberapa detik sebelum mengambil semangkuk yoghurt dan menuangkannya ke atas kepala mereka.
“Pria itu kemudian didorong oleh pemilik toko, yang juga diberi peringatan oleh otoritas kehakiman karena mengizinkan wanita tak bercadar masuk ke tokonya,” ungkap laporan Mizan Online.
Kantor berita resmi IRNA mengakui pria tersebut menyerang para wanita karena tidak menutupi rambut mereka, menggambarkan tindakan pria tersebut sebagai "cara yang tidak biasa untuk mencegah kejahatan".
Tanggal kejadian, yang terjadi di timur laut kota Masyhad, tidak jelas.
Iran mewajibkan wanita mengenakan jilbab tak lama setelah revolusi negara itu tahun 1979. Namun setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun dalam tahanan polisi, banyak wanita muncul di depan umum tanpa jilbab.
Amini, seorang wanita Kurdi Iran, meninggal pada 16 September tak lama setelah ditangkap oleh polisi moralitas di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian oleh negara untuk wanita.
Kematiannya memicu berbulan-bulan protes anti-rezim nasional yang akhirnya mereda karena tindakan keras yang mematikan oleh aparat Iran.
Wanita yang melanggar kode berpakaian ketat Iran berisiko dilecehkan dan ditangkap oleh polisi moralitas negara tersebut.
Di bawah aturan berpakaian ini, wanita diharuskan menutupi rambut mereka sepenuhnya di depan umum dan mengenakan pakaian panjang yang longgar.
“Penghapusan jilbab adalah sama saja dengan permusuhan dengan rezim dan nilai-nilainya," ungkap kantor berita semi-resmi Fars mengutip kepala kehakiman Iran Gholamhossein Mohseni-Ejei sebelumnya pada Sabtu.
Mohseni-Ejei menambahkan wanita yang tidak menutupi rambut mereka “akan dihukum.”
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda