Rusia Anggap Penjaga Perdamaian NATO Target Sah jika Dikerahkan di Ukraina
Sabtu, 01 April 2023 - 01:01 WIB
MOSKOW - Rusia akan menganggap apa yang disebut penjaga perdamaian NATO sebagai target yang sah jika mereka dikerahkan di Ukraina di garis depan pertempuran.
Peringatan itu diungkapkan Wakil Ketua Dewan Keamanan Dmitry Medvedev pada Jumat (31/3/2023).
"Mereka akan menjadi target yang sah bagi angkatan bersenjata kami jika mereka ditempatkan di garis depan tanpa persetujuan Rusia, dengan senjata di tangan mereka dan langsung mengancam kami," tulis Medvedev di saluran Telegramnya.
Menurut pejabat itu, tujuan sebenarnya Barat adalah untuk membangun gencatan senjata di garis depan yang menguntungkan mereka.
"Jelas bahwa apa yang disebut penjaga perdamaian NATO hanya akan memasuki konflik di pihak musuh kita (Ukraina) ... Lepaskan perang dunia ketiga itu, yang sangat mereka takuti ketika mereka berbicara," ujar Medvedev.
Sebelumnya pada Maret, Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban menyatakan Uni Eropa (UE) selangkah lebih maju dari pembahasan pengiriman militer dari beberapa jenis penjaga perdamaian di Ukraina.
Pertempuran di Ukraina semakin memanas dengan persenjataan Barat yang terus mengalir ke Kiev. Tidak ada tanda-tanda perundingan damai dalam waktu dekat.
Itu artinya, perang antara Rusia dan Ukraina tampaknya akan menjadi pertempuran jangka panjang antara kedua pihak.
Peringatan itu diungkapkan Wakil Ketua Dewan Keamanan Dmitry Medvedev pada Jumat (31/3/2023).
"Mereka akan menjadi target yang sah bagi angkatan bersenjata kami jika mereka ditempatkan di garis depan tanpa persetujuan Rusia, dengan senjata di tangan mereka dan langsung mengancam kami," tulis Medvedev di saluran Telegramnya.
Menurut pejabat itu, tujuan sebenarnya Barat adalah untuk membangun gencatan senjata di garis depan yang menguntungkan mereka.
"Jelas bahwa apa yang disebut penjaga perdamaian NATO hanya akan memasuki konflik di pihak musuh kita (Ukraina) ... Lepaskan perang dunia ketiga itu, yang sangat mereka takuti ketika mereka berbicara," ujar Medvedev.
Sebelumnya pada Maret, Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban menyatakan Uni Eropa (UE) selangkah lebih maju dari pembahasan pengiriman militer dari beberapa jenis penjaga perdamaian di Ukraina.
Pertempuran di Ukraina semakin memanas dengan persenjataan Barat yang terus mengalir ke Kiev. Tidak ada tanda-tanda perundingan damai dalam waktu dekat.
Itu artinya, perang antara Rusia dan Ukraina tampaknya akan menjadi pertempuran jangka panjang antara kedua pihak.
(sya)
tulis komentar anda