AS Tak Jujur, Alasan Arab Saudi Pilih China Jadi Broker Perdamaian dengan Iran
Sabtu, 18 Maret 2023 - 00:30 WIB
RIYADH - Arab Saudi memilih China, bukan Amerika Serikat (AS), sebagai perantara untuk pembicaraan damai dengan Iran. Alasannya, Amerika dianggap sebagai broker yang tidak jujur.
Itu diungkap pangeran senior Arab Saudi, Turki al-Faisal, kepada AFP.
Pangeran berusia 78 tahun itu menjelaskan mengapa China berhasil menengahi salah satu persaingan paling sengit di kawasan Timur Tengah mengingat Barat telah gagal begitu lama.
"Baik AS atau Eropa tidak akan bisa menjadi perantara yang jujur antara kedua pihak," kata Pangeran Turki al-Faisal yang merupakan mantan kepala intelijen Arab Saudi.
Pangeran senior tersebut saat ini menjabat sebagai ketua King Faisal Foundation's Centre for Research and Islamic Studies.
"China adalah mitra logis dalam mewujudkannya," ujarnya, yang dilansir Jumat (17/3/2023).
Pangeran Turki al-Faisal berharap kesepakatan damai antara Arab Saudi dan Iran bisa menjadi titik balik bagi kawasan, terutama dalam perselisihan mereka atas Suriah, Yaman, Libanon, dan Irak.
Riyadh telah menuduh Iran memicu ketegangan sektarian di wilayah tersebut dan Pangeran Turki al-Faisal berpikir bahwa kesepakatan damai tersebut dapat mengarah pada perbaikan perilaku Iran.
Itu diungkap pangeran senior Arab Saudi, Turki al-Faisal, kepada AFP.
Pangeran berusia 78 tahun itu menjelaskan mengapa China berhasil menengahi salah satu persaingan paling sengit di kawasan Timur Tengah mengingat Barat telah gagal begitu lama.
"Baik AS atau Eropa tidak akan bisa menjadi perantara yang jujur antara kedua pihak," kata Pangeran Turki al-Faisal yang merupakan mantan kepala intelijen Arab Saudi.
Pangeran senior tersebut saat ini menjabat sebagai ketua King Faisal Foundation's Centre for Research and Islamic Studies.
"China adalah mitra logis dalam mewujudkannya," ujarnya, yang dilansir Jumat (17/3/2023).
Pangeran Turki al-Faisal berharap kesepakatan damai antara Arab Saudi dan Iran bisa menjadi titik balik bagi kawasan, terutama dalam perselisihan mereka atas Suriah, Yaman, Libanon, dan Irak.
Riyadh telah menuduh Iran memicu ketegangan sektarian di wilayah tersebut dan Pangeran Turki al-Faisal berpikir bahwa kesepakatan damai tersebut dapat mengarah pada perbaikan perilaku Iran.
tulis komentar anda