Setelah 3 Tahun, China Kembali Izinkan Kedatangan Turis Asing
Selasa, 14 Maret 2023 - 17:18 WIB
Acara China terbuka untuk pengunjung asing - seperti China Development Forum di Beijing akhir bulan ini dan Shanghai Autoshow pada bulan April - secara bertahap dilanjutkan. Asian Games sekali setiap empat tahun juga akan berlangsung di kota timur Hangzhou pada bulan September setelah sempat ditunda tahun lalu karena kekhawatiran penyebaran Covid di China.
Namun calon pengunjung tidak mungkin langsung berdatangan berbondong-bondong.
Sebuah survei global oleh Pew Research Center menunjukkan pada bulan September menunjukkan pandangan yang tidak menguntungkan tentang China di antara negara-negara demokrasi barat telah mengeras. Ini dikarenakan kekhawatiran atas hak asasi manusia dan kebijakan luar negeri Beijing yang agresif, serta kecurigaan seputar penanganan Covid-19.
"Dalam hal pariwisata, China tidak lagi menjadi tujuan utama," kata seorang eksekutif di China International Travel Services di Beijing, menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.
"Secara komersial, keinginan orang asing untuk mengadakan acara di China juga menurun setelah Covid, karena terlalu banyak hal di sini yang dipengaruhi oleh politik yang membuat mereka takut," imbuhnya.
Dalam pelonggaran kontrol lebih lanjut pada pariwisata keluar, China menambahkan 40 negara lagi ke daftarnya yang mengizinkan tur kelompok, sehingga jumlah negara menjadi 60.
Namun daftar tersebut masih mengecualikan Jepang, Korea Selatan (Korsel), Australia, dan Amerika Serikat (AS). Keretakan hubungan antara negara-negara tersebut semakin dalam ketika Washington berhadapan dengan Beijing atas masalah Rusia dan Ukraina hingga kehadiran militer China di Laut China Selatan.
"Umumnya menggunakan visa turis untuk datang ke China untuk urusan bisnis, tapi saya tidak tahu seberapa antusias investor institusi akan melakukannya, setelah semua berita menakutkan itu," kata Duncan Clark, pendiri BDA, sebuah konsultasi investasi berbasis di Beijing.
Pada tahun 2022, hanya 115,7 juta perjalanan lintas batas yang dilakukan masuk dan keluar China, dengan jumlah orang asing mencapai sekitar 4,5 juta.
Namun calon pengunjung tidak mungkin langsung berdatangan berbondong-bondong.
Sebuah survei global oleh Pew Research Center menunjukkan pada bulan September menunjukkan pandangan yang tidak menguntungkan tentang China di antara negara-negara demokrasi barat telah mengeras. Ini dikarenakan kekhawatiran atas hak asasi manusia dan kebijakan luar negeri Beijing yang agresif, serta kecurigaan seputar penanganan Covid-19.
"Dalam hal pariwisata, China tidak lagi menjadi tujuan utama," kata seorang eksekutif di China International Travel Services di Beijing, menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.
"Secara komersial, keinginan orang asing untuk mengadakan acara di China juga menurun setelah Covid, karena terlalu banyak hal di sini yang dipengaruhi oleh politik yang membuat mereka takut," imbuhnya.
Dalam pelonggaran kontrol lebih lanjut pada pariwisata keluar, China menambahkan 40 negara lagi ke daftarnya yang mengizinkan tur kelompok, sehingga jumlah negara menjadi 60.
Namun daftar tersebut masih mengecualikan Jepang, Korea Selatan (Korsel), Australia, dan Amerika Serikat (AS). Keretakan hubungan antara negara-negara tersebut semakin dalam ketika Washington berhadapan dengan Beijing atas masalah Rusia dan Ukraina hingga kehadiran militer China di Laut China Selatan.
"Umumnya menggunakan visa turis untuk datang ke China untuk urusan bisnis, tapi saya tidak tahu seberapa antusias investor institusi akan melakukannya, setelah semua berita menakutkan itu," kata Duncan Clark, pendiri BDA, sebuah konsultasi investasi berbasis di Beijing.
Pada tahun 2022, hanya 115,7 juta perjalanan lintas batas yang dilakukan masuk dan keluar China, dengan jumlah orang asing mencapai sekitar 4,5 juta.
Lihat Juga :
tulis komentar anda