Kremlin Sebut 3 Kekuatan Nuklir NATO Secara De Facto Perang dengan Rusia
Rabu, 01 Maret 2023 - 00:45 WIB
MOSKOW - Kremlin blakblakan bahwa tiga negara kekuatan nuklir dari NATO secara de facto sedang beperang dengan Rusia . Ketiganya adalah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis.
"Negara-negara ini—Prancis, Inggris, Amerika Serikat—adalah anggota dari sebuah organisasi yang secara de facto berperang dengan kami...Anda perlu menyebut a spade a spade," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip dari surat kabar Izvestia, Selasa (28/2/2023).
Peskov mencatat bagaimana negara-negara Barat tetap berulang seperti mantra bahwa mereka tidak ingin menjadi peserta konflik Rusia-Ukraina.
Dia mengatakan kolektif Barat yang dipimpin AS harus mengubah pendekatannya terhadap keamanan global dan akhirnya mempertimbangkan kekhawatiran Moskow, sebelum pembicaraan tentang perjanjian kontrol senjata nuklir New START dapat diperbarui.
Peskov melanjutkan, hubungan dengan Amerika Serikat dan Eropa telah berubah secara radikal sejak Presiden Rusia Vladimir Putin merumuskan draf perjanjian keamanan yang dikirim ke Washington, Brussels, dan Wina pada akhir 2021. "Yang hanya untuk mendengar bahwa mereka belum siap membicarakan apa pun dengan kami," ujarnya.
“Jika mereka mau, mereka bisa duduk di meja perundingan [saat itu, sebelum keputusan untuk melancarkan operasi militer di Ukraina],” katanya.
“Akan ada pembicaraan yang sangat kompleks, posisional, kadang-kadang tidak dapat didamaikan, tetapi itu akan berlangsung. Tapi mereka menolak," papar Peskov.
Dengan upaya dialog yang gagal, ketegangan terus meningkat antara Moskow dan Barat menjelang konflik di Ukraina.
Peskov berpendapat bahwa NATO sekarang sepenuhnya terlibat dalam permusuhan."Intelijen mereka bekerja melawan kami 24 jam sehari, senjata mereka...dipasok ke Ukraina secara bebas untuk menembak militer kami, belum lagi mereka menembak warga Ukraina," kata Peskov.
“Saat NATO secara de facto menjadi peserta dalam konflik di Ukraina, situasinya berubah,” imbuh dia.
"Faktanya, blok NATO tidak lagi bertindak sebagai lawan bersyarat kami, tetapi sebagai musuh kami.”
“Presiden Putin telah dan tetap terbuka untuk kontak apa pun yang dapat membantu Rusia mencapai tujuannya dengan satu atau lain cara,” lanjut Peskov.
“Lebih disukai secara damai, di meja perundingan, tetapi ketika ini tidak memungkinkan, juga dengan cara militer, seperti yang kita lihat sekarang," imbuh dia.
Peskov menyinggung soal perjanjian New START, kesepakatan AS-Rusia yang dimaksudkan untuk membatasi cadangan senjata nuklir kedua negara dan memungkinkan mereka untuk memantau fasilitas militer satu sama lain untuk memastikan kepatuhan. Namun, di tengah konflik di Ukraina, Moskow dan Washington saling menuduh gagal memfasilitasi inspeksi semacam itu.
Pekan lalu, Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow bermaksud untuk secara resmi menangguhkan kewajibannya berdasarkan pakta tersebut, di mana Peskov menjelaskan kondisinya entah bagaimana harus berubah.
"Selama negosiasi Perjanjian New START, persenjataan nuklir Prancis dan Inggris Raya tidak diperhitungkan, meskipun cukup signifikan untuk seluruh sistem keamanan strategis Eropa," katanya.
Putin juga menuduh spesialis NATO membantu Kiev meluncurkan serangan pesawat tak berawak terhadap lapangan udara Rusia yang menampung pesawat pengebom jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem pencegahan nuklir Moskow.
Dia menyalahkan perang proksi Washington dan NATO melawan Rusia karena menghancurkan fondasi kepercayaan yang menjadi dasar perjanjian itu awalnya dibangun.
"Negara-negara ini—Prancis, Inggris, Amerika Serikat—adalah anggota dari sebuah organisasi yang secara de facto berperang dengan kami...Anda perlu menyebut a spade a spade," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip dari surat kabar Izvestia, Selasa (28/2/2023).
Peskov mencatat bagaimana negara-negara Barat tetap berulang seperti mantra bahwa mereka tidak ingin menjadi peserta konflik Rusia-Ukraina.
Dia mengatakan kolektif Barat yang dipimpin AS harus mengubah pendekatannya terhadap keamanan global dan akhirnya mempertimbangkan kekhawatiran Moskow, sebelum pembicaraan tentang perjanjian kontrol senjata nuklir New START dapat diperbarui.
Peskov melanjutkan, hubungan dengan Amerika Serikat dan Eropa telah berubah secara radikal sejak Presiden Rusia Vladimir Putin merumuskan draf perjanjian keamanan yang dikirim ke Washington, Brussels, dan Wina pada akhir 2021. "Yang hanya untuk mendengar bahwa mereka belum siap membicarakan apa pun dengan kami," ujarnya.
“Jika mereka mau, mereka bisa duduk di meja perundingan [saat itu, sebelum keputusan untuk melancarkan operasi militer di Ukraina],” katanya.
“Akan ada pembicaraan yang sangat kompleks, posisional, kadang-kadang tidak dapat didamaikan, tetapi itu akan berlangsung. Tapi mereka menolak," papar Peskov.
Dengan upaya dialog yang gagal, ketegangan terus meningkat antara Moskow dan Barat menjelang konflik di Ukraina.
Peskov berpendapat bahwa NATO sekarang sepenuhnya terlibat dalam permusuhan."Intelijen mereka bekerja melawan kami 24 jam sehari, senjata mereka...dipasok ke Ukraina secara bebas untuk menembak militer kami, belum lagi mereka menembak warga Ukraina," kata Peskov.
“Saat NATO secara de facto menjadi peserta dalam konflik di Ukraina, situasinya berubah,” imbuh dia.
"Faktanya, blok NATO tidak lagi bertindak sebagai lawan bersyarat kami, tetapi sebagai musuh kami.”
“Presiden Putin telah dan tetap terbuka untuk kontak apa pun yang dapat membantu Rusia mencapai tujuannya dengan satu atau lain cara,” lanjut Peskov.
“Lebih disukai secara damai, di meja perundingan, tetapi ketika ini tidak memungkinkan, juga dengan cara militer, seperti yang kita lihat sekarang," imbuh dia.
Peskov menyinggung soal perjanjian New START, kesepakatan AS-Rusia yang dimaksudkan untuk membatasi cadangan senjata nuklir kedua negara dan memungkinkan mereka untuk memantau fasilitas militer satu sama lain untuk memastikan kepatuhan. Namun, di tengah konflik di Ukraina, Moskow dan Washington saling menuduh gagal memfasilitasi inspeksi semacam itu.
Pekan lalu, Presiden Vladimir Putin mengumumkan bahwa Moskow bermaksud untuk secara resmi menangguhkan kewajibannya berdasarkan pakta tersebut, di mana Peskov menjelaskan kondisinya entah bagaimana harus berubah.
"Selama negosiasi Perjanjian New START, persenjataan nuklir Prancis dan Inggris Raya tidak diperhitungkan, meskipun cukup signifikan untuk seluruh sistem keamanan strategis Eropa," katanya.
Putin juga menuduh spesialis NATO membantu Kiev meluncurkan serangan pesawat tak berawak terhadap lapangan udara Rusia yang menampung pesawat pengebom jarak jauh, yang merupakan bagian dari sistem pencegahan nuklir Moskow.
Dia menyalahkan perang proksi Washington dan NATO melawan Rusia karena menghancurkan fondasi kepercayaan yang menjadi dasar perjanjian itu awalnya dibangun.
(min)
tulis komentar anda