Kirim Senjata ke Ukraina, Putin Sebut NATO Terlibat Perang
Minggu, 26 Februari 2023 - 20:26 WIB
MOSKOW - Pasokan senjata ke Ukraina oleh blok NATO dapat dianggap sebagai partisipasi dalam konflik karena aliansi itu tidak menerima bayaran. Hal itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Mereka memasok senjata senilai puluhan miliar dolar ke Ukraina. Ini adalah partisipasi. Mengapa? Karena itu bukan sekadar kerja sama teknis-militer-teknis, karena mereka tidak menerima uang untuk itu," kata Putin dalam wawancara dengan stasiun televisi Rusia, Rossiya-1.
"Senjata-senjata itu dikirim secara sepihak, yang berarti, setidaknya secara tidak langsung, tetapi tetap partisipasi dalam kejahatan rezim Kiev," imbuhnya.
"Posisi kita bertumpu pada itu. Dan saya kira cukup jelas dan beralasan," tegasnya seperti dikutip dari TASS, Minggu (26/2/2023).
Dalam kesempatan itu, Putin mengungkapkan bahwa Rusia harus mempertimbangkan potensi nuklir semua negara NATO karena aliansi itu menganggap kekalahan Moskow sebagai tujuan utamanya.
"Di tengah kondisi hari ini, karena semua negara NATO terkemuka telah mengumumkan kekalahan strategis kami sebagai tujuan utama mereka untuk membuat rakyat kami menderita seperti yang mereka katakan, bagaimana kami tidak dapat mempertimbangkan potensi nuklir mereka di tengah lingkungan ini?" ujarnya.
Putin dalam pidato tahunannya kepada parlemen Rusia pada 21 Februari lalu mengatakan bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian New START tetapi tidak menarik diri darinya.
Ditanya apakah Moskow menganggap perlu untuk mempertimbangkan persenjataan nuklir Inggris dan Prancis dalam perjanjian di masa depan, pemimpin Rusia itu menjawab: "Tentu saja."
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
"Mereka memasok senjata senilai puluhan miliar dolar ke Ukraina. Ini adalah partisipasi. Mengapa? Karena itu bukan sekadar kerja sama teknis-militer-teknis, karena mereka tidak menerima uang untuk itu," kata Putin dalam wawancara dengan stasiun televisi Rusia, Rossiya-1.
"Senjata-senjata itu dikirim secara sepihak, yang berarti, setidaknya secara tidak langsung, tetapi tetap partisipasi dalam kejahatan rezim Kiev," imbuhnya.
"Posisi kita bertumpu pada itu. Dan saya kira cukup jelas dan beralasan," tegasnya seperti dikutip dari TASS, Minggu (26/2/2023).
Dalam kesempatan itu, Putin mengungkapkan bahwa Rusia harus mempertimbangkan potensi nuklir semua negara NATO karena aliansi itu menganggap kekalahan Moskow sebagai tujuan utamanya.
"Di tengah kondisi hari ini, karena semua negara NATO terkemuka telah mengumumkan kekalahan strategis kami sebagai tujuan utama mereka untuk membuat rakyat kami menderita seperti yang mereka katakan, bagaimana kami tidak dapat mempertimbangkan potensi nuklir mereka di tengah lingkungan ini?" ujarnya.
Putin dalam pidato tahunannya kepada parlemen Rusia pada 21 Februari lalu mengatakan bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian New START tetapi tidak menarik diri darinya.
Ditanya apakah Moskow menganggap perlu untuk mempertimbangkan persenjataan nuklir Inggris dan Prancis dalam perjanjian di masa depan, pemimpin Rusia itu menjawab: "Tentu saja."
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(ian)
tulis komentar anda