Gempa Turki-Suriah Tewaskan 17.591 Orang, Korban Mengira Bom Atom
Kamis, 09 Februari 2023 - 19:51 WIB
GAZIANTEP - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Kamis (9/2/2023) bahwa 14.014 orang telah tewas di negaranya dan lebih dari 67.000 lainnya terluka akibat gempa besar hari Senin.
Di Suriah , 3.577 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 6.300 lainnya terluka, sehingga total korban meninggal di kedua negara menjadi 17.591 jiwa.
Tim penyelamat telah menarik lebih banyak korban selamat dari bawah puing-puing bangunan yang runtuh pada Kamis. Namun harapan mulai memudar untuk menemukan lebih banyak orang hidup, lebih dari tiga hari setelah gempa bumi magnitudo 7,8 dan serangkaian gempa susulan melanda kedua negara.
Kedutaan Besar AS di Ankara mengonfirmasi bahwa setidaknya tiga orang Amerika termasuk di antara yang tewas di Turki.
Seorang pakar mengatakan jendela bertahan hidup bagi mereka yang terjebak di bawah reruntuhan atau tidak dapat memperoleh kebutuhan dasar telah ditutup dengan cepat. Pada saat yang sama, mereka mengatakan terlalu dini untuk meninggalkan harapan.
"72 jam pertama dianggap kritis," kata Steven Godby, pakar bencana alam di Nottingham Trent University di Inggris.
"Rasio kelangsungan hidup rata-rata dalam 24 jam adalah 74%, setelah 72 jam menjadi 22% dan pada hari kelima menjadi 6%," paparnya.
Risklayer, yang menggambarkan dirinya sebagai "firma risiko bencana kolaboratif yang transparan dan independen di Jerman dan Australia", men-tweet pada Rabu bahwa mereka memproyeksikan jumlah korban tewas bisa mencapai 45.000 jiwa.
Di Suriah , 3.577 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 6.300 lainnya terluka, sehingga total korban meninggal di kedua negara menjadi 17.591 jiwa.
Tim penyelamat telah menarik lebih banyak korban selamat dari bawah puing-puing bangunan yang runtuh pada Kamis. Namun harapan mulai memudar untuk menemukan lebih banyak orang hidup, lebih dari tiga hari setelah gempa bumi magnitudo 7,8 dan serangkaian gempa susulan melanda kedua negara.
Kedutaan Besar AS di Ankara mengonfirmasi bahwa setidaknya tiga orang Amerika termasuk di antara yang tewas di Turki.
Seorang pakar mengatakan jendela bertahan hidup bagi mereka yang terjebak di bawah reruntuhan atau tidak dapat memperoleh kebutuhan dasar telah ditutup dengan cepat. Pada saat yang sama, mereka mengatakan terlalu dini untuk meninggalkan harapan.
"72 jam pertama dianggap kritis," kata Steven Godby, pakar bencana alam di Nottingham Trent University di Inggris.
"Rasio kelangsungan hidup rata-rata dalam 24 jam adalah 74%, setelah 72 jam menjadi 22% dan pada hari kelima menjadi 6%," paparnya.
Risklayer, yang menggambarkan dirinya sebagai "firma risiko bencana kolaboratif yang transparan dan independen di Jerman dan Australia", men-tweet pada Rabu bahwa mereka memproyeksikan jumlah korban tewas bisa mencapai 45.000 jiwa.
tulis komentar anda