Analisis: Senjata Baru Ukraina Akan Paksa Rusia Ubah Strategi

Jum'at, 03 Februari 2023 - 15:33 WIB
Jika nanti masuk dalam paket bantuan militer terbaru AS, rudal jarak jauh GLSDB akan memaksan Rusia mengubah strateginya. Foto/Ilustrasi
KIEV - Amerika Serikat (AS) telah menjawab permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk roket yang dapat menyerang jauh di belakang garis depan konflik yang telah berlangsung hampir setahun dengan Rusia .

Sekarang pasukan Rusia perlu beradaptasi atau menghadapi kerugian yang berpotensi menimbulkan bencana.

Senjata baru tersebut, Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB), akan memungkinkan militer Ukraina mencapai target dua kali jarak yang dapat dijangkau oleh roket Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dipasok AS. Jika dimasukkan seperti yang diharapkan dalam paket bantuan senjata yang akan datang, jarak GLSDB yang mencapai 151 km akan menempatkan semua jalur pasokan Rusia di timur negara itu dalam jangkauan, serta bagian dari Crimea yang diduduki Rusia.

Ini akan memaksa Rusia untuk memindahkan pasokannya lebih jauh dari garis depan, membuat tentaranya lebih rentan dan sangat memperumit rencana serangan baru.



“Ini bisa memperlambat (serangan Rusia) secara signifikan,” kata Andriy Zagorodnyuk, mantan menteri pertahanan Ukraina.

“Sama seperti HIMARS yang secara signifikan memengaruhi jalannya peristiwa, roket ini dapat lebih memengaruhi jalannya peristiwa,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/2/2023).

GLSDB adalah bom luncur berpemandu GPS yang dapat bermanuver untuk mencapai target yang sulit dijangkau seperti pusat komando. Rudal produksi bersama SAAB AB dan Boeing itu menggabungkan Bom Diameter Kecil (SDB) GBU-39 dengan motor roket M26, keduanya umum digunakan dalam persediaan senjata AS.

Sebuah sumber mengatakan rudal ini belum kompatibel dengan peluncur HIMARS, tetapi AS akan menyediakan peluncur roket baru untuk Ukraina. GLSDB dapat dikirimkan paling cepat pada musim semi 2023, menurut dokumen yang ditinjau oleh Reuters.

Ketika pertama kali mengirim peluncur HIMARS pada bulan Juni, AS memasok roket dengan jangkauan 77 km. Ini adalah dorongan besar bagi militer Ukraina, yang memungkinkannya menghancurkan tempat pembuangan amunisi dan fasilitas penyimpanan senjata Rusia.



Begitu Ukraina memiliki bom luncur baru, kata pakar militer, Rusia perlu mendorong pasokannya lebih jauh lagi.

"Kami saat ini tidak dapat mencapai fasilitas militer Rusia lebih dari 80 kilometer jauhnya," kata analis militer Ukraina Oleksandr Musiyenko.

“Jika kita dapat menjangkau mereka hampir sampai ke perbatasan Rusia, atau di Crimea yang diduduki, maka tentu saja ini akan menurunkan potensi serangan pasukan Rusia,” ungkapnya.

Yang terpenting, Ukraina akan segera dapat mencapai setiap titik rute darat yang diduduki ke Crimea melalui Berdiansk dan Melitopol. Itu akan memaksa Rusia untuk mengarahkan kembali truk pasokannya ke jembatan Crimea, yang rusak parah dalam serangan di bulan Oktober.

"Rusia menggunakan Crimea sebagai pangkalan militer besar yang mengirim bala bantuan untuk pasukannya di front selatan," kata Musiyenko.

"Jika kami memiliki (munisi) 150 km, kami dapat mencapainya dan mengganggu hubungan logistik dengan Crimea," imbuhnya.

Di luar dampak logistik, penambahan senjata jarak jauh ke gudang senjata Ukraina dapat membantu menggoyahkan kepercayaan Rusia.

Tom Karako, pakar senjata dan keamanan di Pusat Kajian Strategis dan Internasional mengatakan bahwa sementara Ukraina akan mendapat manfaat dari senjata jarak jauh, GLSDB adalah langkah yang sangat penting untuk memberikan jangkauan yang lebih jauh kepada Ukraina dan membuat Rusia terus menebak.



Bagi pemerintahan Biden, keputusan untuk mengirim GLSDB ke Ukraina merupakan langkah untuk memenuhi permintaan Ukraina akan rudal Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) dengan jangkauan 185 mil, yang sejauh ini ditolak oleh Washington, karena takut akan eskalasi konflik lebih lanjut.

Glide bomb, meski tidak sekuat itu, jauh lebih murah, lebih kecil, dan lebih mudah digunakan daripada ATACMS, membuatnya sangat cocok untuk banyak hal yang ingin dicapai Ukraina: mengganggu operasi Rusia dan menciptakan keuntungan taktis.

Meski begitu, kata Karako, ada kemungkinan Ukraina akan menerima senjata jarak jauh di masa depan.

"Berkali-kali, kami telah melihat pemerintah mengatakan bahwa mereka akan naik ke titik tertentu, tetapi tidak lebih dari itu," katanya.

"Kemudian, ketika situasinya memburuk, mereka menemukan kebutuhan untuk melangkah lebih jauh," ia menambahkan.

Ini belajar dari kasus dengan HIMARS, sistem pertahanan rudal Patriot, dan, baru bulan ini, tank Abrams, semuanya awalnya terlarang ke Ukraina sebelum pemerintah akhirnya menyetujui pengiriman.

Tapi untuk saat ini, kata Zagorodnyuk, fokusnya adalah seberapa cepat bom luncur baru bisa tiba di Ukraina.

"Jika mereka mempercepatnya ini bisa sangat mengubah situasi di medan pertempuran," ujarnya.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More