Mantan Ajudan Zelensky Ragukan Keberuntungan Militer Ukraina
Minggu, 22 Januari 2023 - 18:25 WIB
KIEV - Ukraina telah menyia-nyiakan kesempatan untuk menang dalam konflik dengan Rusia. Mantan penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Aleksey Arestovich, menjelaskan hal itu pada Jumat (20/1/2023).
Berbicara dalam wawancara dengan analis politik Yuri Romanenko, Arestovich mengatakan, "Jika semua orang berpikir bahwa kami dijamin akan memenangkan perang, tampaknya sangat tidak mungkin."
“Bagaimana menurut Anda, penilaian Presiden Polandia Andrzej Duda… bahwa pada dasarnya tidak ada kepastian apakah Ukraina akan bertahan… Apakah dia mengatakan itu tanpa alasan khusus, atau apakah dia mengatakan itu berdasarkan beberapa jenis informasi?” tanya Arestovich.
Duda mengatakan beberapa hari lalu bahwa "momen yang menentukan" dalam konflik bisa datang dalam beberapa pekan atau bulan.
“Dan momen ini adalah jawaban atas pertanyaan, apakah Ukraina akan bertahan atau tidak,” ungkap Duda, menyoroti perlunya mendukung Kiev dengan senjata buatan Barat.
Arestovich juga memperingatkan Ukraina tidak boleh menganggap dirinya tak terkalahkan.
“Kita tidak terkalahkan hanya sampai kita berada di tenggorokan satu sama lain. Ketika ini terjadi, kita hampir tak terkalahkan, dalam waktu singkat dan tak terduga untuk diri kita sendiri,” ujar dia.
Mantan pejabat itu menyatakan, “Ukraina tidak hanya melewatkan kesempatan militer, kita kehilangan waktu, dan Rusia mulai melakukan mobilisasi, memulihkan situasi (garis) depan, dan bahkan menciptakan keunggulan di beberapa tempat.”
Dia menambahkan, “Tidak hanya Barat yang tidak memberikan (Ukraina) senjata, kita melewatkan kesempatan publik, dalam hal (kebijakan) domestik dan negara.”
Pada Selasa, Arestovich mengundurkan diri dari jabatannya setelah menyatakan rudal Rusia yang jatuh di blok permukiman dan menewaskan puluhan orang di tenggara kota Dnepr ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina.
Belakangan, mantan ajudan itu meminta maaf atas ucapannya, menggambarkannya sebagai, "Kesalahan serius."
Pada hari tragedi itu, Rusia melancarkan serangan rudal "pada sistem komando dan kontrol militer Ukraina serta fasilitas energi terkait," menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
Mengomentari insiden Dnepr, Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “Angkatan Bersenjata Rusia tidak menargetkan bangunan tempat tinggal atau fasilitas infrastruktur sosial. Serangan hanya ditujukan pada sasaran militer.”
Moskow menggenjot serangan terhadap infrastruktur Kiev pada awal Oktober, mengutip sabotase berulang Ukraina di tanah Rusia, termasuk pemboman mematikan Jembatan Crimea yang strategis.
Berbicara dalam wawancara dengan analis politik Yuri Romanenko, Arestovich mengatakan, "Jika semua orang berpikir bahwa kami dijamin akan memenangkan perang, tampaknya sangat tidak mungkin."
“Bagaimana menurut Anda, penilaian Presiden Polandia Andrzej Duda… bahwa pada dasarnya tidak ada kepastian apakah Ukraina akan bertahan… Apakah dia mengatakan itu tanpa alasan khusus, atau apakah dia mengatakan itu berdasarkan beberapa jenis informasi?” tanya Arestovich.
Duda mengatakan beberapa hari lalu bahwa "momen yang menentukan" dalam konflik bisa datang dalam beberapa pekan atau bulan.
“Dan momen ini adalah jawaban atas pertanyaan, apakah Ukraina akan bertahan atau tidak,” ungkap Duda, menyoroti perlunya mendukung Kiev dengan senjata buatan Barat.
Arestovich juga memperingatkan Ukraina tidak boleh menganggap dirinya tak terkalahkan.
“Kita tidak terkalahkan hanya sampai kita berada di tenggorokan satu sama lain. Ketika ini terjadi, kita hampir tak terkalahkan, dalam waktu singkat dan tak terduga untuk diri kita sendiri,” ujar dia.
Mantan pejabat itu menyatakan, “Ukraina tidak hanya melewatkan kesempatan militer, kita kehilangan waktu, dan Rusia mulai melakukan mobilisasi, memulihkan situasi (garis) depan, dan bahkan menciptakan keunggulan di beberapa tempat.”
Baca Juga
Dia menambahkan, “Tidak hanya Barat yang tidak memberikan (Ukraina) senjata, kita melewatkan kesempatan publik, dalam hal (kebijakan) domestik dan negara.”
Pada Selasa, Arestovich mengundurkan diri dari jabatannya setelah menyatakan rudal Rusia yang jatuh di blok permukiman dan menewaskan puluhan orang di tenggara kota Dnepr ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina.
Belakangan, mantan ajudan itu meminta maaf atas ucapannya, menggambarkannya sebagai, "Kesalahan serius."
Pada hari tragedi itu, Rusia melancarkan serangan rudal "pada sistem komando dan kontrol militer Ukraina serta fasilitas energi terkait," menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
Mengomentari insiden Dnepr, Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “Angkatan Bersenjata Rusia tidak menargetkan bangunan tempat tinggal atau fasilitas infrastruktur sosial. Serangan hanya ditujukan pada sasaran militer.”
Moskow menggenjot serangan terhadap infrastruktur Kiev pada awal Oktober, mengutip sabotase berulang Ukraina di tanah Rusia, termasuk pemboman mematikan Jembatan Crimea yang strategis.
(sya)
tulis komentar anda