Jenderal Top AS Sebut Perang Ukraina Jadi Malapetaka Bagi Rusia
Sabtu, 21 Januari 2023 - 08:18 WIB
BERLIN - Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, mengatakan bahwa Rusia sangat menderita di Ukraina dan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang.
“Korban Rusia – terakhir kali saya melaporkannya secara terbuka, saya mengatakan jumlahnya lebih dari 100.000. Saya akan mengatakan sekarang secara signifikan lebih dari 100.000,” kata Milley pada konferensi pers bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Jerman, memberikan sedikit pembaruan pada angka yang ditawarkan jenderal top AS itu pada bulan November.
Milley mengatakan bahwa jumlah korban yang sangat besar yang diderita Rusia termasuk militer reguler, dan juga tentara bayaran Grup Wagner dan pasukan jenis lain yang berperang dengan Rusia.
"Putin bisa mengakhiri perang ini hari ini," kata Milley, "Ini mutlak berubah menjadi bencana bagi Rusia," sambungnya seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (21/1/2023).
Meski begitu, Ukraina juga sangat menderita akibat perang.
“Anda tahu bahwa ada sejumlah besar warga sipil tak berdosa yang terbunuh akibat tindakan Rusia. Rusia menghantam infrastruktur sipil. Ada sejumlah besar kerusakan ekonomi, sejumlah besar kerusakan pada infrastruktur energi, dan militer Ukraina sendiri telah menderita banyak korban," tuturnya.
"Ini adalah perang yang sangat, sangat berdarah, dan ada korban yang signifikan di kedua belah pihak," kata Milley, melanjutkan dengan mengatakan bahwa cepat atau lambat negosiasi damai harus dilakukan untuk menyelesaikan konflik.
Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri perang, meskipun berulang kali menghadapi kemunduran besar. Ukraina juga telah memperingatkan bahwa Rusia tampaknya bersiap untuk melancarkan serangan lain, karenanya Kiev mendesak Barat untuk menyediakan lebih banyak senjata — terutama tank — yang memungkinkan untuk mereka mendorong aksi ofensifnya sendiri.
“Korban Rusia – terakhir kali saya melaporkannya secara terbuka, saya mengatakan jumlahnya lebih dari 100.000. Saya akan mengatakan sekarang secara signifikan lebih dari 100.000,” kata Milley pada konferensi pers bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Jerman, memberikan sedikit pembaruan pada angka yang ditawarkan jenderal top AS itu pada bulan November.
Milley mengatakan bahwa jumlah korban yang sangat besar yang diderita Rusia termasuk militer reguler, dan juga tentara bayaran Grup Wagner dan pasukan jenis lain yang berperang dengan Rusia.
"Putin bisa mengakhiri perang ini hari ini," kata Milley, "Ini mutlak berubah menjadi bencana bagi Rusia," sambungnya seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (21/1/2023).
Meski begitu, Ukraina juga sangat menderita akibat perang.
“Anda tahu bahwa ada sejumlah besar warga sipil tak berdosa yang terbunuh akibat tindakan Rusia. Rusia menghantam infrastruktur sipil. Ada sejumlah besar kerusakan ekonomi, sejumlah besar kerusakan pada infrastruktur energi, dan militer Ukraina sendiri telah menderita banyak korban," tuturnya.
"Ini adalah perang yang sangat, sangat berdarah, dan ada korban yang signifikan di kedua belah pihak," kata Milley, melanjutkan dengan mengatakan bahwa cepat atau lambat negosiasi damai harus dilakukan untuk menyelesaikan konflik.
Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri perang, meskipun berulang kali menghadapi kemunduran besar. Ukraina juga telah memperingatkan bahwa Rusia tampaknya bersiap untuk melancarkan serangan lain, karenanya Kiev mendesak Barat untuk menyediakan lebih banyak senjata — terutama tank — yang memungkinkan untuk mereka mendorong aksi ofensifnya sendiri.
Lihat Juga :
tulis komentar anda