Korut Diragukan Bisa Meluncurkan Serangan ke AS
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) mengklaim telah berhasil menguji coba rudal balistik bawah laut yang ditembakkan dari kapal selamnya. Namun, para ahli ragu jika Korut bisa meluncurkan serangan hingga ke daratan Amerika Serikat (AS) seperti ancaman negara itu sebelumnya.
Korea Selatan (Korsel) sendiri pada hari ini (11/5/2015) geram dan mendesak Korut menghentikan pengembangan kapal selam dengan peluncur rudal balistik (SLBM). Sebab, tindakan seperti itu dianggap mengancam keamanan regional di Semenanjung Korea.
Meski sudah dijatuhi sanksi PBB, Korut di luar dugaan ternyata terus berusaha mengembangkan senjata nuklirnya. Senjata nuklir itu dikhawatirkan akan dipasang pada rudal-rudal balistik yang berhasil diuji coba pekan lalu.
Para ahli mengatakan, kapal selam Korut secara teknis mampu menjangkau daratan AS. Namun, Korut belum tentu mampu untuk membawa rudal untuk kapal selamnya hingga ke wilayah AS.
”Mereka perlu membangun kapal selam yang baru, yang lebih besar,” kata Yang Uk, seorang peneliti senior di Forum Keamanan dan Pertahanan Korea yang juga menjabat sebagai penasihat kebijakan untuk Angkatan Laut Korsel.
Korut secara teknis masih berperang dengan Korsel setelah perang pada 1950 hingga 1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata tanpa perjanjian damai. Korut selama ini juga terus mengancam AS yang merupakan sekutu terbesar Korsel.
Selain perlu membangun kapal selam baru yang lebih besar, keraguan para ahli bahwa Korut bisa meluncurkan serangan ke wilayah AS karena kapal selam Korut sudah berumur tua, yang merupakan warisan teknologi era Soviet.
Kendati demikian, seorang ahli AS menduga Korut menyembunyikan kapal-kapal selam andalannya. ”Sementara ini, kapal selam Korut tidak efektif, untuk menemukan bahkan sejumlah kecil dari kapal selam (Korut) yang dipersenjatai dengan rudal akan menjadi tantangan,” kata Jeffrey Lewis Monterey Institute of International Studies yang berbasis di California.
Korea Selatan (Korsel) sendiri pada hari ini (11/5/2015) geram dan mendesak Korut menghentikan pengembangan kapal selam dengan peluncur rudal balistik (SLBM). Sebab, tindakan seperti itu dianggap mengancam keamanan regional di Semenanjung Korea.
Meski sudah dijatuhi sanksi PBB, Korut di luar dugaan ternyata terus berusaha mengembangkan senjata nuklirnya. Senjata nuklir itu dikhawatirkan akan dipasang pada rudal-rudal balistik yang berhasil diuji coba pekan lalu.
Para ahli mengatakan, kapal selam Korut secara teknis mampu menjangkau daratan AS. Namun, Korut belum tentu mampu untuk membawa rudal untuk kapal selamnya hingga ke wilayah AS.
”Mereka perlu membangun kapal selam yang baru, yang lebih besar,” kata Yang Uk, seorang peneliti senior di Forum Keamanan dan Pertahanan Korea yang juga menjabat sebagai penasihat kebijakan untuk Angkatan Laut Korsel.
Korut secara teknis masih berperang dengan Korsel setelah perang pada 1950 hingga 1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata tanpa perjanjian damai. Korut selama ini juga terus mengancam AS yang merupakan sekutu terbesar Korsel.
Selain perlu membangun kapal selam baru yang lebih besar, keraguan para ahli bahwa Korut bisa meluncurkan serangan ke wilayah AS karena kapal selam Korut sudah berumur tua, yang merupakan warisan teknologi era Soviet.
Kendati demikian, seorang ahli AS menduga Korut menyembunyikan kapal-kapal selam andalannya. ”Sementara ini, kapal selam Korut tidak efektif, untuk menemukan bahkan sejumlah kecil dari kapal selam (Korut) yang dipersenjatai dengan rudal akan menjadi tantangan,” kata Jeffrey Lewis Monterey Institute of International Studies yang berbasis di California.
(mas)