UE: Isu Hukuman Mati Tak Pengaruhi Kerjasama Bilateral
A
A
A
JAKARTA - Kuasa Usaha perwakilan tetap Uni Eropa (UE) di Indonesia, Collin Crooks menyatakan, pihaknya tidak ingin mencampur adukan antara isu hukuman mati dengan kerjasama bilateral antara kedua belah pihak.
"Kita juga harus membedakan hal ini (hukuman mati) dengan kerjasama pembangunan yang sedang kita kerjakan. Kami memiliki hubungan kerjasama yang sangat baik (dengan Indoensia). Ini sesuai dengan kepentingan kami, untuk Indonesia agar terus melanjutkan pembangungan, baik itu dalam hal pengembangan sumber daya manusia, demokrasi, atau juga dalam pengembangan pasar," kata Crooks pada Selasa (5/5/2015).
"UE ingin melihat Indonesia menjadi negara yang makmur, dan saya pikir akan menjadi sesuatu yang yang kontra produktif jika kami memutus kerjasama-kerjasama tersebut," sambungnya.
Dirinya menyatakan, masalah hukuman mati hanya akan berpengaruh pada masalah politik, dimana dia berpikir akan ada konsekuensi politik soal ini. Tapi, dirinya enggan berspekulasi mengenai konsukuensi seperti apa yang akan didapat Indonesia.
Diplomat senior UE itu juga menyatakan harapan, isu hukuman mati tidak menutupi isu-isu penting lainnya seputar kerjasama Indonesia dan UE. Menurutnya, banyak isu yang lain yang lebih besar dan penting yang harusnya menjadi fokus kedua belah pihak.
"Kami tidak ingin isu, seperti hukuman mati mendominasi hubungan kami dengan Indonesia. Walaupun ini adalah isu yang penting, dimana kami akan terus melakukan pendekatan mengenai hal ini. Tapi, saya juga percaya bahwa kerjasama kami dengan Indonesia akan terus berlanjut," tambahnya.
"Kita juga harus membedakan hal ini (hukuman mati) dengan kerjasama pembangunan yang sedang kita kerjakan. Kami memiliki hubungan kerjasama yang sangat baik (dengan Indoensia). Ini sesuai dengan kepentingan kami, untuk Indonesia agar terus melanjutkan pembangungan, baik itu dalam hal pengembangan sumber daya manusia, demokrasi, atau juga dalam pengembangan pasar," kata Crooks pada Selasa (5/5/2015).
"UE ingin melihat Indonesia menjadi negara yang makmur, dan saya pikir akan menjadi sesuatu yang yang kontra produktif jika kami memutus kerjasama-kerjasama tersebut," sambungnya.
Dirinya menyatakan, masalah hukuman mati hanya akan berpengaruh pada masalah politik, dimana dia berpikir akan ada konsekuensi politik soal ini. Tapi, dirinya enggan berspekulasi mengenai konsukuensi seperti apa yang akan didapat Indonesia.
Diplomat senior UE itu juga menyatakan harapan, isu hukuman mati tidak menutupi isu-isu penting lainnya seputar kerjasama Indonesia dan UE. Menurutnya, banyak isu yang lain yang lebih besar dan penting yang harusnya menjadi fokus kedua belah pihak.
"Kami tidak ingin isu, seperti hukuman mati mendominasi hubungan kami dengan Indonesia. Walaupun ini adalah isu yang penting, dimana kami akan terus melakukan pendekatan mengenai hal ini. Tapi, saya juga percaya bahwa kerjasama kami dengan Indonesia akan terus berlanjut," tambahnya.
(esn)