Pidato di KAA, Rouhani Singgung Terorisme
A
A
A
JAKARTA - Terorisme dan radikalisme menjadi fokus dalam pidato Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pertemuan kepala negara Konfrensi Asia-Afrika (KAA), pada Rabu (22/4/2015).
Dalam pidatonya, pemimpin Iran itu menyatakan, saat ini kelompok-kelompok teror sudah menggunakan cara-cara yang tidak bisa dibayangkan dalam melangsungkan aksinya.
"Terorisme dan ektrimisme kini telah menyebar di beberapa bagian di Asia dan Afrika, terutama di Irak dan Suriah. Mereka menggunakan cara-cara barbar untuk membinasakan pria, perempuan, dan anak-anak untuk mencapai tujuan politiknya,” kata Rouhani dalam pidatonya.
“Para teroris didukung oleh bantuan finasial dan intelijen dari para sponsornya, yang tidak peduli bahwa berlanjutnya ketidakstabilan di daerah krisis akan memunculkan rasa tidak aman di seluruh dunia," sambungnya.
Selain membahas terorisme, Rouhani juga menyinggung mengenai penyelesaian konflik di dunia. Dirinya menuturkan, penggunaan kekuatan militer bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan sebuah konflik.
"Kami percaya, perdamaian yang berkelanjutan dapat terjadi jika intervensi militer dan kondisi yang baik dipersiapkan untuk pembicaraan dan dialog antara kelompok-kelompok politik. Komunitas internasional memiliki tanggung jawab besar dalam hal ini," lanjutnya.
Dalam pidatonya, pemimpin Iran itu menyatakan, saat ini kelompok-kelompok teror sudah menggunakan cara-cara yang tidak bisa dibayangkan dalam melangsungkan aksinya.
"Terorisme dan ektrimisme kini telah menyebar di beberapa bagian di Asia dan Afrika, terutama di Irak dan Suriah. Mereka menggunakan cara-cara barbar untuk membinasakan pria, perempuan, dan anak-anak untuk mencapai tujuan politiknya,” kata Rouhani dalam pidatonya.
“Para teroris didukung oleh bantuan finasial dan intelijen dari para sponsornya, yang tidak peduli bahwa berlanjutnya ketidakstabilan di daerah krisis akan memunculkan rasa tidak aman di seluruh dunia," sambungnya.
Selain membahas terorisme, Rouhani juga menyinggung mengenai penyelesaian konflik di dunia. Dirinya menuturkan, penggunaan kekuatan militer bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan sebuah konflik.
"Kami percaya, perdamaian yang berkelanjutan dapat terjadi jika intervensi militer dan kondisi yang baik dipersiapkan untuk pembicaraan dan dialog antara kelompok-kelompok politik. Komunitas internasional memiliki tanggung jawab besar dalam hal ini," lanjutnya.
(esn)