Yaman Diambang Krisis Kemanusiaan
A
A
A
SANAA - UNICEF memprediksi, sedikitnya sudah 100 ribu orang meninggalkan rumah mereka di Yaman, dan ratusan orang telah menjadi korban tewas akibat konflik itu. Dengan banyaknya korban yang jatuh, terutama anak-anak, UNICEF menyebut Yaman sudah berada di ambang krisis kemanusiaan.
Berdasarkan data UNICEF, hampir 80 orang anak tewas akibat konflik yang berada di Yaman. Sementara itu, badan kesehatan dunia, WHO menyebut jumlah korban tewas di Yaman sudah mencapai angka 550 jiwa, dan lebih dari 1.700 orang menderita luka-luka.
Sementara itu, Palang Merah Internasional (ICRC) yang memiliki tim di Yaman menyebut kondisi di negara tersebut benar-benar mengkhawatirkan. "Kondisi kemanusiaan di Yaman buruk, sangat buruk," ucap Juru bicara ICRC Marie Claire Feghali, seperti dilansir ABC pada Rabu (8/4/2015).
"Selain serangan udara, yang sudah mulai berkurang saat ini, ada juga perang dan pertempuran yang masih berlangsung di beberapa daerah, khususnya di Aden. Rumah sakit hancur, sekolah hancur," imbuhnya.
Menurut Feghali, banyak korban luka yang tidak bisa ditangani di Yaman akibat banyaknya fasilitas kesehatan yang rusak. "Rumah sakit yang ada tidak bisa menampung semua korban luka, dan terdapat pemandangan yang membuat miris, yakni banyaknya jenazah yang dibiarkan tergolek di pinggir jalan," tambahnya.
Sebelumnya, ICRC juga mendesak koalisi Teluk dan pemberontak Houthi untuk menghentikan pertempuran sementara waktu. Gencatan senjata ini, menurut ICRC perlu dilakukan guna memudahkan proses evakuasi dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman.
Berdasarkan data UNICEF, hampir 80 orang anak tewas akibat konflik yang berada di Yaman. Sementara itu, badan kesehatan dunia, WHO menyebut jumlah korban tewas di Yaman sudah mencapai angka 550 jiwa, dan lebih dari 1.700 orang menderita luka-luka.
Sementara itu, Palang Merah Internasional (ICRC) yang memiliki tim di Yaman menyebut kondisi di negara tersebut benar-benar mengkhawatirkan. "Kondisi kemanusiaan di Yaman buruk, sangat buruk," ucap Juru bicara ICRC Marie Claire Feghali, seperti dilansir ABC pada Rabu (8/4/2015).
"Selain serangan udara, yang sudah mulai berkurang saat ini, ada juga perang dan pertempuran yang masih berlangsung di beberapa daerah, khususnya di Aden. Rumah sakit hancur, sekolah hancur," imbuhnya.
Menurut Feghali, banyak korban luka yang tidak bisa ditangani di Yaman akibat banyaknya fasilitas kesehatan yang rusak. "Rumah sakit yang ada tidak bisa menampung semua korban luka, dan terdapat pemandangan yang membuat miris, yakni banyaknya jenazah yang dibiarkan tergolek di pinggir jalan," tambahnya.
Sebelumnya, ICRC juga mendesak koalisi Teluk dan pemberontak Houthi untuk menghentikan pertempuran sementara waktu. Gencatan senjata ini, menurut ICRC perlu dilakukan guna memudahkan proses evakuasi dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman.
(esn)