Korut Tembakkan Tujuh Rudal ke Laut
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) menembakkan tujuh rudal ke arah lepas pantai timur Kamis malam. Tembakkan tujuh rudal sebagai bagian dari latihan militer Korut itu diawasi langsung oleh pemimpin Korut, Kim Jong-un.
Tembakan tujuh rudal itu juga dipantau militer Korea Selatan (Korsel). Kementerian Pertahanan Korsel, pada Jumat (13/3/2015) menyatakan, rudal-rudal Korut itu ditembakkan dari sebuah situs di Kota Sondok timur.
Manuver rezim Pyongyang ini terjadi di saat ketegangan di Semenanjung Korea meningkat. Ketegangan tak lain dipicu latihan perang besar-besaran antara militer Korsel dengan militer AS yang dimulai sejak awal bulan ini.
”Kami melihat ini sebagai cara lain Korut untuk menunjukkan kekuatan yang terkait dengan latihan (perang AS dan Korsel),” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel yang disampaikan seorang juru bicara kepada AFP.
Latihan perang AS dan Korsel akan terus belanjut sampai 24 April 2015 mendatang. Kedua Korea ini sejatinya telah melakukan gencatan senjata setelah Perang Korea selama tiga tahun berakhir pada 1953. Gencatan senjta itu tidak disertai perjanjian yang mengikat, sehingga ketegangan kedua negara selalu muncul setiap saat.
Tembakan tujuh rudal itu juga dipantau militer Korea Selatan (Korsel). Kementerian Pertahanan Korsel, pada Jumat (13/3/2015) menyatakan, rudal-rudal Korut itu ditembakkan dari sebuah situs di Kota Sondok timur.
Manuver rezim Pyongyang ini terjadi di saat ketegangan di Semenanjung Korea meningkat. Ketegangan tak lain dipicu latihan perang besar-besaran antara militer Korsel dengan militer AS yang dimulai sejak awal bulan ini.
”Kami melihat ini sebagai cara lain Korut untuk menunjukkan kekuatan yang terkait dengan latihan (perang AS dan Korsel),” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel yang disampaikan seorang juru bicara kepada AFP.
Latihan perang AS dan Korsel akan terus belanjut sampai 24 April 2015 mendatang. Kedua Korea ini sejatinya telah melakukan gencatan senjata setelah Perang Korea selama tiga tahun berakhir pada 1953. Gencatan senjta itu tidak disertai perjanjian yang mengikat, sehingga ketegangan kedua negara selalu muncul setiap saat.
(mas)