Pencarian 21 ABK Indonesia di Samudera Atlantik Sulit
A
A
A
JAKARTA - Proses pencarian kapal Taiwan, Hsiang Fu Chuen, pembawa 21 ABK Indonesia di Samudera Atlantik dinilai sulit. Sebab, lokasi tersebut jauh dan terpencil.
Kapal itu membawa 49 orang, termasuk 21 anak buah kapal (ABK) Indonesia. Kapal tersebut hilang kontak dengan perusahaan pemilik kapal sejak 26 Februari 2015. Namun otortitas Taiwan baru mencari kapal itu seminggu kemudian. (Baca: Sebanyak 21 ABK Indonesia Hilang di Samudera Atlantik)
"Lokasi hilangnya kapal itu berada 2.700 km dari kepulauan Falkland milik Inggris," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir kepada wartawan di Jakarta, Senin (9/3/2015).
Untuk melakukan pencarian kapal itu, lanjut Arrmanatha, pemerintah Taiwan sudah meminta bantuan kepada pemerintah Inggris dan Argentina. Selain itu, pemerintah Taiwan juga meminta bantuan kepada kapal-kapal yang melintasi wilayah tersebut. (Baca: Taiwan Janji Cari Kapal Hilang Pembawa 21 ABK Indonesia)
Pemerintah Taiwan sendiri belum berani memberikan konfirmasi soal penyebab hilangnya kapal tersebut. Meski ada dugaan kapal itu karam akibat cuaca buruk. "Belum bisa dipastikan, karena kapal-kapal yang melintasi wilayah itu tidak melihat adanya serpihan-serpihan kapal," imbuh Arrmanatha.
Sore ini waktu Taipei, pemerintah Taiwan akan melakukan pertemuan dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), sebagai perwakilan Indonesia di sana guna membahas hilangnya kapal pembawa 21 ABK Indonesia itu. (Baca juga: Kemlu Benarkan 21 ABK Indonesia Hilang di Samudera Atlantik)
Kapal itu membawa 49 orang, termasuk 21 anak buah kapal (ABK) Indonesia. Kapal tersebut hilang kontak dengan perusahaan pemilik kapal sejak 26 Februari 2015. Namun otortitas Taiwan baru mencari kapal itu seminggu kemudian. (Baca: Sebanyak 21 ABK Indonesia Hilang di Samudera Atlantik)
"Lokasi hilangnya kapal itu berada 2.700 km dari kepulauan Falkland milik Inggris," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir kepada wartawan di Jakarta, Senin (9/3/2015).
Untuk melakukan pencarian kapal itu, lanjut Arrmanatha, pemerintah Taiwan sudah meminta bantuan kepada pemerintah Inggris dan Argentina. Selain itu, pemerintah Taiwan juga meminta bantuan kepada kapal-kapal yang melintasi wilayah tersebut. (Baca: Taiwan Janji Cari Kapal Hilang Pembawa 21 ABK Indonesia)
Pemerintah Taiwan sendiri belum berani memberikan konfirmasi soal penyebab hilangnya kapal tersebut. Meski ada dugaan kapal itu karam akibat cuaca buruk. "Belum bisa dipastikan, karena kapal-kapal yang melintasi wilayah itu tidak melihat adanya serpihan-serpihan kapal," imbuh Arrmanatha.
Sore ini waktu Taipei, pemerintah Taiwan akan melakukan pertemuan dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), sebagai perwakilan Indonesia di sana guna membahas hilangnya kapal pembawa 21 ABK Indonesia itu. (Baca juga: Kemlu Benarkan 21 ABK Indonesia Hilang di Samudera Atlantik)
(mas)