Ekonomi Rusia Sakit, Putin Potong Gajinya Sendiri
A
A
A
MOSKOW - Kondisi ekonomi Rusia yang sedang “sakit” membuat Presiden Vladimir Putin memerintahkan agar gajinya dipotong. Perintah Putin itu juga berlaku untuk semua pejabat Rusia.
Besarnya potongan gaji yang diperintahkan Pesiden Putin adalah 10 persen. Ekonomi Rusia terpuruk setelah harga minyak dunia anjlok dan diperparah dengan penjatuhan sanksi ekonomi dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS).
Presiden Putin telah menguasai Rusia sejak 2009 hingga sekarang. Dia semula menjabat sebagai perdana menteri dan kini menjadi presiden. Aturan pemotongan gaji 10 persen itu telah menjadi undang-undang yang ditandatangani oleh Putin pada hari Jumat kemarin (6/3/2015).
”Mulai dari tanggal 1 Maret dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, gaji bulanan Presiden Federasi Rusia (Putin), Kepala Pemerintah Federasi Rusia (Perdana Menteri Dmitry Medvedev), serta bonus triwulan dipotong 10 persen,” bunyi situs resmi Kremlin, seperti dilansir Fox News.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kepada wartawan mengatakan, Putin menyampaikan kabar tersebut dalam pertemuan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia hari Jumat.
Awal pekan ini, juru bicara Duma Negara Rusia Sergey Naryshkin, mengatakan para anggota parlemen telah berencana untuk meminta Putin agar memberlakukan pemotongan gaji sebagai bagian dari rencana anggaran pemerintah Rusia.
Anggota parlemen Rusia digaji sekitar US$6.700 atau sekitar Rp87 juta. Sedangkan gaji rata-rata pegawai administrasi pemerintah Putin sekitar setengah dari jumlah gaji anggota parlemen.
Besarnya gaji Putin sendiri tidak ada yang tahu persis. Namun, kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai US$200 miliar atau sekitar Rp2,6 biliun.
Bulan Desember 2014, Putin pernah ditanya wartawan soal berapa gajinya sebagai presiden Rusia. "Terus terang, saya bahkan tidak tahu gaji saya sendiri. Mereka hanya memberikannya kepada saya, dan saya menyimpannya di rekening saya,” kata Putin.
Besarnya potongan gaji yang diperintahkan Pesiden Putin adalah 10 persen. Ekonomi Rusia terpuruk setelah harga minyak dunia anjlok dan diperparah dengan penjatuhan sanksi ekonomi dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS).
Presiden Putin telah menguasai Rusia sejak 2009 hingga sekarang. Dia semula menjabat sebagai perdana menteri dan kini menjadi presiden. Aturan pemotongan gaji 10 persen itu telah menjadi undang-undang yang ditandatangani oleh Putin pada hari Jumat kemarin (6/3/2015).
”Mulai dari tanggal 1 Maret dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, gaji bulanan Presiden Federasi Rusia (Putin), Kepala Pemerintah Federasi Rusia (Perdana Menteri Dmitry Medvedev), serta bonus triwulan dipotong 10 persen,” bunyi situs resmi Kremlin, seperti dilansir Fox News.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kepada wartawan mengatakan, Putin menyampaikan kabar tersebut dalam pertemuan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia hari Jumat.
Awal pekan ini, juru bicara Duma Negara Rusia Sergey Naryshkin, mengatakan para anggota parlemen telah berencana untuk meminta Putin agar memberlakukan pemotongan gaji sebagai bagian dari rencana anggaran pemerintah Rusia.
Anggota parlemen Rusia digaji sekitar US$6.700 atau sekitar Rp87 juta. Sedangkan gaji rata-rata pegawai administrasi pemerintah Putin sekitar setengah dari jumlah gaji anggota parlemen.
Besarnya gaji Putin sendiri tidak ada yang tahu persis. Namun, kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai US$200 miliar atau sekitar Rp2,6 biliun.
Bulan Desember 2014, Putin pernah ditanya wartawan soal berapa gajinya sebagai presiden Rusia. "Terus terang, saya bahkan tidak tahu gaji saya sendiri. Mereka hanya memberikannya kepada saya, dan saya menyimpannya di rekening saya,” kata Putin.
(mas)