Separatis Pro-Rusia Tuding Kiev Kerahkan Senjata Berat
A
A
A
DONETSK - Pasukan Kiev, Ukraina dituding mengerahkan senjata berat ke dekat garis kontak dengan pasukan Republik Rakyat Donetsk (DPR) atau kubu separatis pro-Rusia di Ukraina timur. Tindakan militer Ukraina itu dianggap sebagai aksi provokasi agar separatis melanggar perjanjian damai di Minsk.
Tuduhan itu disampaikan juru bicara Kementerian Pertahanan DPR, Eduard Basurin, Senin (16/2/2015). ”Angkatan Bersenjata Ukraina diam-diam membawa persenjataan berat, Grad dan Uragans, ke desa Artemovsk, Luganskoye dan lain-lain. Beberapa kelompok wartawan juga berbasis di sana,” katanya.
Menurutnya, pasukan Kiev berencana melepaskan tembakan ke wilayah Republik Rakyat Donetsk untuk memprovokasi milisi agar membalas tembakan. ”Dengan demikian, wartawan akan menulis bahwa tindakan respons ini sebagai tindakan kita dalam melanggar perjanjian Minsk,” ujarnya, seperti dilansir Itar-Tass.
Pemerintah Ukraina belum berkomentar atas tuduhan terbaru dari kubu separatis itu. Perjanjian damai di Minsk, Belarusia, sudah disepakati oleh empat pemimpin dunia. Mereka adalah Presiden Ukraina, Petro Poroshenko; Presiden Rusia, Vladimir Putin; Kanselir Jerman, Angela Merkel; dan Presiden Prancis, Francois Hollande.
Perjanjian itu menyepakati 13 poin, salah satunya mewajibkan semua pihak menerapkan gencatan senjata secara penuh. Selain itu, semua senjata berat harus ditarik dari area konflik paling lambat dua minggu setelah perjanjian damai disepakati.
Tuduhan itu disampaikan juru bicara Kementerian Pertahanan DPR, Eduard Basurin, Senin (16/2/2015). ”Angkatan Bersenjata Ukraina diam-diam membawa persenjataan berat, Grad dan Uragans, ke desa Artemovsk, Luganskoye dan lain-lain. Beberapa kelompok wartawan juga berbasis di sana,” katanya.
Menurutnya, pasukan Kiev berencana melepaskan tembakan ke wilayah Republik Rakyat Donetsk untuk memprovokasi milisi agar membalas tembakan. ”Dengan demikian, wartawan akan menulis bahwa tindakan respons ini sebagai tindakan kita dalam melanggar perjanjian Minsk,” ujarnya, seperti dilansir Itar-Tass.
Pemerintah Ukraina belum berkomentar atas tuduhan terbaru dari kubu separatis itu. Perjanjian damai di Minsk, Belarusia, sudah disepakati oleh empat pemimpin dunia. Mereka adalah Presiden Ukraina, Petro Poroshenko; Presiden Rusia, Vladimir Putin; Kanselir Jerman, Angela Merkel; dan Presiden Prancis, Francois Hollande.
Perjanjian itu menyepakati 13 poin, salah satunya mewajibkan semua pihak menerapkan gencatan senjata secara penuh. Selain itu, semua senjata berat harus ditarik dari area konflik paling lambat dua minggu setelah perjanjian damai disepakati.
(mas)