Oposisi Prancis Sebut UE Sebagai Pembantu AS
A
A
A
PARIS - Pemimpin oposisi dari partai sayap kanan Prancis, Marine Le Pen melemparakan kritikan tajam kepada Uni Eropa (UE). Dirinya dengan gamblang menyebut UE adalah pembantu Amerika Serikat (AS).
"Ibukota Eropa (Brussels) tidak memiliki kebijaksanaan dan kekuatan untuk menolak ketergantung pada AS terkait posisi mereka atas konflik Ukraina," ucap Le Pen dalam sebuah pernyatan, seperti dilansir Russia Today, Senin (9/2/2015).
Le Pen bukan pertama kali mengeluarkan kritikan tajam terhadap UE dan seluruh anggotanya, terkait ketergantungan mereka pada AS. Dirinya bahkan berpandangan AS seakan-akan menjajah UE, dan tidak memberikan UE kebebasan untuk berekspresi.
Dirinya bahkan menyebut, sebuah negara anggota UE bertindak layaknya anak buah AS, khusunya mengenai konflik Ukraina. "Mengenai Ukraina, kita benar-benar berprilaku layaknya antek-antek AS," tegas Le Pen.
Pada September 2014 lalu, Le Pen menyatakan bahwa konflik di Ukraina sepenuhnya kesalahan dari UE. Dirinya menegaskan UE tidak memiliki sikap dan benar-benar dikendalikan oleh AS terkait hal ini.
"Ibukota Eropa (Brussels) tidak memiliki kebijaksanaan dan kekuatan untuk menolak ketergantung pada AS terkait posisi mereka atas konflik Ukraina," ucap Le Pen dalam sebuah pernyatan, seperti dilansir Russia Today, Senin (9/2/2015).
Le Pen bukan pertama kali mengeluarkan kritikan tajam terhadap UE dan seluruh anggotanya, terkait ketergantungan mereka pada AS. Dirinya bahkan berpandangan AS seakan-akan menjajah UE, dan tidak memberikan UE kebebasan untuk berekspresi.
Dirinya bahkan menyebut, sebuah negara anggota UE bertindak layaknya anak buah AS, khusunya mengenai konflik Ukraina. "Mengenai Ukraina, kita benar-benar berprilaku layaknya antek-antek AS," tegas Le Pen.
Pada September 2014 lalu, Le Pen menyatakan bahwa konflik di Ukraina sepenuhnya kesalahan dari UE. Dirinya menegaskan UE tidak memiliki sikap dan benar-benar dikendalikan oleh AS terkait hal ini.
(esn)