Kembali Dihantam Bom, Irak Batal Cabut Jam Malam
A
A
A
BAGHDAD - Harapan warga Irak untuk bisa lepas dari jam malam, yang sudah diterapkan di negara tersebut selama satu dekade terakhir, nampaknya akan sirna. Serangkaian serangan bom yang berlangsung semalam, membuat pemerintah Irak memikirkan ulang langkah pencabutan jam malam itu.
Dalam semalam, seperti dilansir Reuters, Minggu (8/2/2015), setidaknya kota Baghdad diguncang oleh lima serangan bom yang menewaskan lebih dari 30 orang. Menurut pihak keamanan di Baghdad, mayoritas dari korban adalah warga sipil.
"Setidaknya 37 orang tewas dalam serangkaian bom, semalam. Mayoritas dari mereka adalah warga sipi. Salah satu serangan merupakan serangan bom bunuh diri yang menargetkan sebuah restoran warga Syiah," ucap pejabat kemanan setempat dalam kondisi anonim.
Irak sendiri sudah 11 tahun menerapkan jam malam, dan rencana pencabutan kebijakan itu mulai muncul paska Haider al-Abadi naik sebagai Perdana Menteri. Keputusan ini sejatinya masih dalam perbedatan, mengingat situasi Irak yang belum kondusif.
Namun, sebagai besar warga Irak berharap serangan bom tersebut tidak melunturkan niat pemerintah untuk mencabut jam malam. "Hal ini (pencabutan jam malam) akan sangat menguntungkan bagi kami, karena kami merasa terpenjara selama 11 tahun terakhir," ucap salah seorang warga di distrik Karrada.
Belum ada respon resmi dari pemerintah Irak, apakah mereka akan tetap melanjutkan kebijakan jam malam atau mencabut kebijakan tersebut setelah serangan bom semalam.
Dalam semalam, seperti dilansir Reuters, Minggu (8/2/2015), setidaknya kota Baghdad diguncang oleh lima serangan bom yang menewaskan lebih dari 30 orang. Menurut pihak keamanan di Baghdad, mayoritas dari korban adalah warga sipil.
"Setidaknya 37 orang tewas dalam serangkaian bom, semalam. Mayoritas dari mereka adalah warga sipi. Salah satu serangan merupakan serangan bom bunuh diri yang menargetkan sebuah restoran warga Syiah," ucap pejabat kemanan setempat dalam kondisi anonim.
Irak sendiri sudah 11 tahun menerapkan jam malam, dan rencana pencabutan kebijakan itu mulai muncul paska Haider al-Abadi naik sebagai Perdana Menteri. Keputusan ini sejatinya masih dalam perbedatan, mengingat situasi Irak yang belum kondusif.
Namun, sebagai besar warga Irak berharap serangan bom tersebut tidak melunturkan niat pemerintah untuk mencabut jam malam. "Hal ini (pencabutan jam malam) akan sangat menguntungkan bagi kami, karena kami merasa terpenjara selama 11 tahun terakhir," ucap salah seorang warga di distrik Karrada.
Belum ada respon resmi dari pemerintah Irak, apakah mereka akan tetap melanjutkan kebijakan jam malam atau mencabut kebijakan tersebut setelah serangan bom semalam.
(esn)