Situasi Genting, Ukraina Minta NATO Pasok Senjata
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, meminta negara-negara NATO untuk memasok senjata ke pasukannya, setelah krisis di Ukraina timur menjadi genting. Menurutnya, kematian warga sipil terus bertambah.
Dari negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) baru Amerika Serikat yang mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Ukraina. Itu pun belum ada keputusan resmi dari Presiden Barack Obama.
”Eskalasi konflik telah terjadi saat ini, dengan meningkatnya jumlah korban sipil, terutama setelah serangan ‘teroris’ (separatis Ukraina) di Volnovakha dan Donetsk serta pemboman di Mariupol. Aliansi (NATO) harus bergerak untuk memberikan dukungan lebih pada Ukraina,” kata Poroshenko dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, Die Welt, yang diterbitkan hari ini (5/2/2015).
"(Itu) meliputi, antara lain, bantuan senjata modern untuk perlindungan dan untuk menolak agresor,” ujar presiden berjuluk Raja Cokelat itu.
Menurutnya, perdamaian di Ukraina menjadi mustahil jika tentara Kiev tidak didukung dengan kekuatan dan senjata modern terbaru. Dia berharap negara-negara Barat bersedia membatu Kiev.
”Kami masih membutuhkan banyak bantuan militer, bantuan teknis dan bantuan spesialis untuk meningkatkan kekuatan tempur tentara Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia,” imbuh dia.
Dari negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) baru Amerika Serikat yang mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Ukraina. Itu pun belum ada keputusan resmi dari Presiden Barack Obama.
”Eskalasi konflik telah terjadi saat ini, dengan meningkatnya jumlah korban sipil, terutama setelah serangan ‘teroris’ (separatis Ukraina) di Volnovakha dan Donetsk serta pemboman di Mariupol. Aliansi (NATO) harus bergerak untuk memberikan dukungan lebih pada Ukraina,” kata Poroshenko dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, Die Welt, yang diterbitkan hari ini (5/2/2015).
"(Itu) meliputi, antara lain, bantuan senjata modern untuk perlindungan dan untuk menolak agresor,” ujar presiden berjuluk Raja Cokelat itu.
Menurutnya, perdamaian di Ukraina menjadi mustahil jika tentara Kiev tidak didukung dengan kekuatan dan senjata modern terbaru. Dia berharap negara-negara Barat bersedia membatu Kiev.
”Kami masih membutuhkan banyak bantuan militer, bantuan teknis dan bantuan spesialis untuk meningkatkan kekuatan tempur tentara Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia,” imbuh dia.
(mas)