PM Inggris Dikerjai Penelepon Iseng
A
A
A
LONDON - Prosedur keamanan telekomunikasi di badan-badan tinggi Inggris mendapat sorotan tajam dalam beberapa hari terakhir. Sorotan ini muncul paska berhasil masuknya dua teleopon iseng, salah satunya berhasil menembus prosedur keamanan Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Melansir Metro, Senin (26/1/2015), insiden pertama ketika seseorang yang mengaku sebagai pejabat tinggi Badan Intelijen Komunikasi Inggris (GCHQ) berhasil mengelabui petugas dan berbicara dengan Cameron. Penelepon iseng tersebut mengelabui petugas GCHQ dan menyambungkannya dengan kantor Cameron di 10 Downing Street, London.
Cameron dilaporkan segera menutup telepon tersebut ketika dirinya merasa ada kejanggalan dengan sang penelepon. Tidak lama setelah telepon iseng pada Cameron, ada penelepon iseng lainnya yang mengaku sebagai seorang pejabat GGHQ dan berhasil meminta nomor telepon direktur GCHQ Robert Hannigan.
"Perdana Menteri memutuskan percakapan ketika tahu itu adalah panggilan palsu. Dari kedua peristiwa itu tidak ada informasi sensitif yang bocor," ucap juru bicara kantor Perdana Menteri Inggris dalam sebuah pernyataan.
Menurut juru bicara tersebut, paska kedua insiden itu pihak GCHQ langsung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keamanan komunikasi, baik untuk kantor GCHQ maupun untuk kantor Perdana Menteri. "Pemerintah diharapkan dapat belajar dari insiden ini, agar insiden serupa tidak terjadi," ungkap juru bicara itu.
Melansir Metro, Senin (26/1/2015), insiden pertama ketika seseorang yang mengaku sebagai pejabat tinggi Badan Intelijen Komunikasi Inggris (GCHQ) berhasil mengelabui petugas dan berbicara dengan Cameron. Penelepon iseng tersebut mengelabui petugas GCHQ dan menyambungkannya dengan kantor Cameron di 10 Downing Street, London.
Cameron dilaporkan segera menutup telepon tersebut ketika dirinya merasa ada kejanggalan dengan sang penelepon. Tidak lama setelah telepon iseng pada Cameron, ada penelepon iseng lainnya yang mengaku sebagai seorang pejabat GGHQ dan berhasil meminta nomor telepon direktur GCHQ Robert Hannigan.
"Perdana Menteri memutuskan percakapan ketika tahu itu adalah panggilan palsu. Dari kedua peristiwa itu tidak ada informasi sensitif yang bocor," ucap juru bicara kantor Perdana Menteri Inggris dalam sebuah pernyataan.
Menurut juru bicara tersebut, paska kedua insiden itu pihak GCHQ langsung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keamanan komunikasi, baik untuk kantor GCHQ maupun untuk kantor Perdana Menteri. "Pemerintah diharapkan dapat belajar dari insiden ini, agar insiden serupa tidak terjadi," ungkap juru bicara itu.
(esn)