Rusia: Serangan di Donetsk Bentuk Provokasi Ukraina
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia menyalahkan pasukan Ukraina atas serangan di sebuah halte trem di pusat kota Donetsk, yang menewaskan sembilan warga sipil. Rusia menyebut aksi itu sebagai bentuk provokasi serius terhadap separatis.
Melansir Reuters, Kamis (22/1/2015), Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam keras serangan tersebut, dan menggambarkannya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Belasan orang dilaporkan turut menjadi korban luka dalam serangan yang berlangsung siang tadi tersebut.
"Kami menganggap kejadian ini sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, dan juga sebuah provokasi yang bertujuan untuk merusak upaya dalam mencari solusi damai atas yang terjadi di krisis Ukraina," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, pemerintah Ukraina mengklaim tidak terlibat dalam serangan terbaru itu. Mereka justru menuduh separatis pro-Rusia membuat sebuah kondisi di mana seolah-olah pasukan Ukrainalah yang melakukan serangan tersebut.
"Serangan itu dilakukan oleh pihak separatis atas bantuan dari pasukan Rusia. Merekalah yang harusnya bertanggung jawab terhadap serangan itu," ucap pihak Ukraina.
Melansir Reuters, Kamis (22/1/2015), Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam keras serangan tersebut, dan menggambarkannya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Belasan orang dilaporkan turut menjadi korban luka dalam serangan yang berlangsung siang tadi tersebut.
"Kami menganggap kejadian ini sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, dan juga sebuah provokasi yang bertujuan untuk merusak upaya dalam mencari solusi damai atas yang terjadi di krisis Ukraina," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, pemerintah Ukraina mengklaim tidak terlibat dalam serangan terbaru itu. Mereka justru menuduh separatis pro-Rusia membuat sebuah kondisi di mana seolah-olah pasukan Ukrainalah yang melakukan serangan tersebut.
"Serangan itu dilakukan oleh pihak separatis atas bantuan dari pasukan Rusia. Merekalah yang harusnya bertanggung jawab terhadap serangan itu," ucap pihak Ukraina.
(esn)