Bela Charlie Hebdo, Barat Terapkan Standar Ganda

Jum'at, 16 Januari 2015 - 18:55 WIB
Bela Charlie Hebdo,...
Bela Charlie Hebdo, Barat Terapkan Standar Ganda
A A A
JAKARTA - Negara-negara Barat dianggap menerapkan standar ganda dalam menyikapi kebebasan berpendapat yang dianut majalah Charlie Hebdo. Tokoh-tokoh Indonesia mulai mengkritik kebijakan Barat yang membela majalah itu.

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal, salah satunya yang menganggap negara-negara Barat tidak adil dalam menyikapi kasus kebebasan berpendapat yang dijadikan dalih majalah Charlie Hebdo untuk mengolok-olok agama Islam.

“’Kebebasan berpendapat" di Barat penuh standar ganda; orang yg (yang) kritik fakta Holocaust dihukum, yg (yang) lecehkan Nabi Muhammad SAW dibolehkan,” sindir Dino, melalui akun Twitter-nya, @dinopattidjalal, Jumat (16/1/2015).

"Yang tidak dipahami Charlie Hebdo: upaya melecehkan Nabi Muhammad SAW melukai bukann segelintir, namun seluruh umat Islam termasuk yang cinta damai," lanjut Dino.

"Baik Sri Paus maupun Sekjen PBB sama-sama benar; kebebasan berpendapat tidak absolut dan tidak mencakup kebebasan menghina agama/kepercayaan," sambung Dino dalam rangkaian tweet-nya.

Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yuhdoyono (SBY) juga sempat mengecam paham kebebasan berpendapat yang dianut majalah satir yang berbasis di Paris itu. SBY menyebut pembuatan karikatur Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo sebagai kebebasan yang kebablasan.

”Membuat gambar Nabi Muhammad, apalagi karikatur, bagi umat Islam sangat ditabukan. Ini juga berlaku bagi umat Islam sendiri,” tulis SBY dalam melalui akun Twitter-nya @SBYudhoyono.

“Membuat karikatur Nabi Muhammad bukan hanya membikin marah kaum yang ekstrim dan radikal, tetapi juga umat Islam secara keseluruhan,” lanjut SBY dengan ciri khas tweet diakhiri simbol *SBY* itu.

Menurutnya, hal ini terjadi karena ada perbedaan pangan mengenai arti kebebasan berpendapat di dunia Barat dan Timur. Di Barat, kebebasan itu adalah mutlak dan tidak mengenal batas, sedangkan di Timur kebebasan tetap dijunjung tinggi, namun dengan batasan tertentu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6315 seconds (0.1#10.140)