CIA Dituding Bunuh 3 Tahanan tapi Dibuat Seperti Bunuh Diri

Jum'at, 16 Januari 2015 - 16:07 WIB
CIA Dituding Bunuh 3...
CIA Dituding Bunuh 3 Tahanan tapi Dibuat Seperti Bunuh Diri
A A A
WASHINGTON - Agen CIA dituding membunuh tiga tahanan di penjara Guantanamo. Tapi, kejadian itu ditutup-tutupi dan dibuat seolah-olah ketiga tahanan bunuh diri.

Tudingan itu disampaikan mantan petugas penjara Guantanamo, Sersan Joseph Hickman. Ketika ditanya, klaim resmi bahwa ketiga tahanan tewas karena bunuh diri, Hickman kepada VICE News menjawab “tidak mungkin”.

Ketiga tahanan itu adalah Salah Ahmed Al-Salami, 37, asal Yaman, Mani Shaman Al-Utaybi, 30, asal Arab Saudi, dan Yasser Talal Al-Zahrani, 22, juga asal Arab Saudi. Tak satu pun dari mereka telah didakwa dengan kejahatan apapun.

Hickman merasa janggal jika ketiga tahanan itu tewas bunuh diri di dalam sel, karena penjara memeriksa tahanan setiap empat menit.

“(Apakah) mereka semua harus mengikat tangan dan kaki bersama-sama, menjerat kain ke kerongkongan mereka, menempatkan masker di wajah mereka, membuat tali, menggantungkannya di langit-lagit di sisi sel, kemudian melompat dalam jerat dan gantung diri secara bersamaan,” katanya yang tidak percaya jika ketiga tahan itu bunuh diri.

Mantan mariniryang pertama kali bergabung pada tahun 1985 itu telah berusaha untuk melupakan “mimpi buruk” pernah bekerja di Kamp Delta, Penjara Guantanamo.

Tapi ketika ia melihat di stasiun televisi bahwa ketiga tahanan itu dilaporkan gantung diri dia bangkit untuk menulis kesaksiannya dalam sebuah buku berjudul “Pembunuhan di Kamp Delta".

Dia berharap tulisannya itu mengarah ke kebenaran, bahwa ketiga tahanan itu dibunuh agen CIA, bukan karena bunuh diri.

Hickman berhati-hati untuk tidak menyebutkan nama yang dia duga sebagai pembunuh ketiga tahanan itu. Dia berharap tulisannya itu memicu penyelidikan.

”Saya tidak bisa menyebut nama. Saya mengatakan itu pembunuhan, ini adalah alasan mengapa (saya menulis buku),” ujarnya, seperti dikutip Russia Today, semalam

Sementara itu, CIA maupun pemerintah AS belum menanggapi tuduhan baru ini.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0969 seconds (0.1#10.140)