PM Turki: Kebebasan Pers Tak Berarti Bebas Untuk Mencela
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu angkat bicara terkait langkah Charlie Hebdo yang kembali membuat karikatur Nabi Muhammad. Dirinya menyebut hal itu sebagai bentuk provokasi, dan bentuk kebebasan yang sudah kelewatan.
Menurutnya, kebebasan pers bukanlah hal yang mutlak, masih ada batasan-batasan tertentu. Penerbitan kartun Nabi Muhammad dalam pandanganya sudah melewati batas -batas tersebut.
"Kekebasan pers bukan berarti kebebasan untuk menghina atau mencela. Kita tidak bisa membiarkan penghinaan kepada nabi kita, mencetak kartun nabi adalah provokasi yang serius," ucap Davutoglu dalam sebuah pernyataa. Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (15/1/2015).
Kecaman keras bukan hanya datang dari Turki, beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Iran dan Mesir turut meleparkan kecaman. Ulama konservatif terkemuka Iran, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi bahkan menyebut Charlie Hebdo sudah membunyikan genderang perang terhadap umat Muslim dengan menerbitkan kartun tersebut.
Sementara itu, di Prancis, edisi terbaru Charlie Hebdo dengan sampul nabi Muhammad terjual habis hanya dalam hitungan menit. Surat kabar satir menyatakan, akan membuat lima juma eksemplar edisi dengan sampul Nabi Muhammad, dan akan membuatnya dalam beberapa bahasa seperti Inggris dan Arab.
Menurutnya, kebebasan pers bukanlah hal yang mutlak, masih ada batasan-batasan tertentu. Penerbitan kartun Nabi Muhammad dalam pandanganya sudah melewati batas -batas tersebut.
"Kekebasan pers bukan berarti kebebasan untuk menghina atau mencela. Kita tidak bisa membiarkan penghinaan kepada nabi kita, mencetak kartun nabi adalah provokasi yang serius," ucap Davutoglu dalam sebuah pernyataa. Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (15/1/2015).
Kecaman keras bukan hanya datang dari Turki, beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Iran dan Mesir turut meleparkan kecaman. Ulama konservatif terkemuka Iran, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi bahkan menyebut Charlie Hebdo sudah membunyikan genderang perang terhadap umat Muslim dengan menerbitkan kartun tersebut.
Sementara itu, di Prancis, edisi terbaru Charlie Hebdo dengan sampul nabi Muhammad terjual habis hanya dalam hitungan menit. Surat kabar satir menyatakan, akan membuat lima juma eksemplar edisi dengan sampul Nabi Muhammad, dan akan membuatnya dalam beberapa bahasa seperti Inggris dan Arab.
(esn)