Al Qaeda Yaman Klaim Sebagai Pihak di Balik Teror Paris
A
A
A
SANAA - Kabar mengenai keterkaitan antara pelaku teror Paris dengan al-Qaeda, tampaknya benar adanya. Al-Qaeda cabang Yaman, yang merupakan kelompok yang memberikan pelatihan kepada Cherif Kouachi, salah satu pelaku teror Paris, mengklaim sebagai pihak yang berada di balik teror tersebut.
Melansir Reuters, Rabu (14/1/2015), dalam sebuah video yang diposting di dunia maya, ketua al-Qaeda Yaman, Nasser bin Ali al-Ansi menyatakan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas teror di kantor surat kabar Charlie Hebdo itu. Nasser menyebut serangan itu dilakukan karena Charlie Hebdo terlalu menghina Nabi Muhammad.
"Adapun pertempuran yang diberkati di Paris, kami, organisasi al-Qaeda di semenjung Arab, mengkalim bertanggung jawab atas operasi ini. Operasi ini merupakan bentuk balas dendam atas pelecehan terhadap Nabi Muhammad," ucap Nasser dalam pernyataannya.
Pemerintah Prancis sendiri sebelumnya telah menduga bahwa ada sebuah organisasi besar yang berada di balik aksi teror di Paris. Hal ini mulai terungkap ketika polisi Prancis memeriksa senjata yang dipakai Kouachi bersaudara untuk menyerang Charlie Hebdo, dimana senjata itu diketahui bukanlah berasal dari Paris.
Prancis pada awalnya enggan menuduh sebuah kelompok sebagai pihak yang bertanggung jawab atas aksi teror tersebut. Namun, dengan adanya klaim ini, pemerintah Prancis sepertinya sudah tahu harus bergerak ke arah mana untuk mengungkap dan menangkap setiap orang yang berada di balik aksi teror tersebut.
Melansir Reuters, Rabu (14/1/2015), dalam sebuah video yang diposting di dunia maya, ketua al-Qaeda Yaman, Nasser bin Ali al-Ansi menyatakan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas teror di kantor surat kabar Charlie Hebdo itu. Nasser menyebut serangan itu dilakukan karena Charlie Hebdo terlalu menghina Nabi Muhammad.
"Adapun pertempuran yang diberkati di Paris, kami, organisasi al-Qaeda di semenjung Arab, mengkalim bertanggung jawab atas operasi ini. Operasi ini merupakan bentuk balas dendam atas pelecehan terhadap Nabi Muhammad," ucap Nasser dalam pernyataannya.
Pemerintah Prancis sendiri sebelumnya telah menduga bahwa ada sebuah organisasi besar yang berada di balik aksi teror di Paris. Hal ini mulai terungkap ketika polisi Prancis memeriksa senjata yang dipakai Kouachi bersaudara untuk menyerang Charlie Hebdo, dimana senjata itu diketahui bukanlah berasal dari Paris.
Prancis pada awalnya enggan menuduh sebuah kelompok sebagai pihak yang bertanggung jawab atas aksi teror tersebut. Namun, dengan adanya klaim ini, pemerintah Prancis sepertinya sudah tahu harus bergerak ke arah mana untuk mengungkap dan menangkap setiap orang yang berada di balik aksi teror tersebut.
(esn)