Kalimat Mendunia Ini Kecam Sekaligus Bela Charlie Hebdo
A
A
A
PARIS - Usai teror berdarah yang di kantor majalah satir Charlie Hebdo di Prancis yang menewaskan 12 orang, muncul kalimat yang ramai diucapkan warga di seluruh dunia. Kalimat unik ini bermunculan di media sosial.
”Saya tidak setuju dengan apa yang Anda katakan, tetapi saya akan membela sampai mati hak Anda untuk mengatakannya,” demikian bunyi kalimat yang ramai disampaikan warga dunia untuk menyikapi teror terhadap majalah Charlie Hebdo.
Kalimat yang tersusun dari beberapa kata itu, ternyata sudah muncul sejak abad 17. Yakni dari tokoh Prancis, Voltaire. Kutipan itu dimunculkan oleh penulis biografis Voltaire, Evelyne Beatrice Hall. Kalimat itu muncul untuk merespons tentang kebijakan sensor.
Hari ini (8/1/2015) kalimat unik itu bermunculan di media sosial dalam bahasa Prancis dan Inggris. Kalimat itu pas merepons atas apa yang dialami majalah satir Prancis itu.
Seperti diketahui, atas nama kebebasan berekspresi, majalah menerbitkan kartun yang mengejek tokoh-tokoh politik dan agama di dunia.
Banyak orang sejatinya mengecam karya majalah itu yang dianggap keterlaluan. Termasuk Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, yang pada tahun 2012 mengecam pembuatan kartun Nabi Muhammad oleh majalah itu. Namun, negara di dunia termasuk Indonesia tetap tidak setuju dengan aksi kekerasan berdalih apapun.
Selain kalimat terkenal itu, di media sosial juga muncul kata-kata “Je Suis Charlie” sebagai bentuk solidaritas atas teror yang dialami majalah tersebut. Kata-kata dalam bahas Prancis itu bermakna “Saya Charlie”.
”Saya tidak setuju dengan apa yang Anda katakan, tetapi saya akan membela sampai mati hak Anda untuk mengatakannya,” demikian bunyi kalimat yang ramai disampaikan warga dunia untuk menyikapi teror terhadap majalah Charlie Hebdo.
Kalimat yang tersusun dari beberapa kata itu, ternyata sudah muncul sejak abad 17. Yakni dari tokoh Prancis, Voltaire. Kutipan itu dimunculkan oleh penulis biografis Voltaire, Evelyne Beatrice Hall. Kalimat itu muncul untuk merespons tentang kebijakan sensor.
Hari ini (8/1/2015) kalimat unik itu bermunculan di media sosial dalam bahasa Prancis dan Inggris. Kalimat itu pas merepons atas apa yang dialami majalah satir Prancis itu.
Seperti diketahui, atas nama kebebasan berekspresi, majalah menerbitkan kartun yang mengejek tokoh-tokoh politik dan agama di dunia.
Banyak orang sejatinya mengecam karya majalah itu yang dianggap keterlaluan. Termasuk Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, yang pada tahun 2012 mengecam pembuatan kartun Nabi Muhammad oleh majalah itu. Namun, negara di dunia termasuk Indonesia tetap tidak setuju dengan aksi kekerasan berdalih apapun.
Selain kalimat terkenal itu, di media sosial juga muncul kata-kata “Je Suis Charlie” sebagai bentuk solidaritas atas teror yang dialami majalah tersebut. Kata-kata dalam bahas Prancis itu bermakna “Saya Charlie”.
(mas)