Rusia Kecam Sikap AS dalam Konflik Palestina-Israel
A
A
A
NEW YORK - Menurut perwakilan Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, konflik Israel dan Palestina tidak akan pernah berakhir selama Amerika Serikat (AS) masih turut campur. Churkin menyebut AS terlalu memonopoli upaya damai kedua negara.
Berbicara paska Sidang Umum Dewan Keamanan (DK) PBB, Rabu (31/12/2014), Churkin menyatakan, proses negosiasi tersebut pada dasarnya dipegang oleh empat pihak, yakni PBB, Uni Eropa, Rusia dan AS. Namun, AS menjadi pihak yang paling dominan, dan memonopoli semua aspek dalam proses damai tersebut.
Diplomat senior Rusia itu juga menyayangkan gugurnya resolusi yang diajukan Palestina karena diveto oleh AS. “Saya menyesalkan gugurnya resolusi ini, resolusi yang bisa memperkuat dasar hukum internasional dan berlaku umum untuk proses perdamaian di Timur Tengah,” ungkapnya, sepeti dilansir Itar-tas.
"Kegagalan DK untuk bertindak telah memperburuk situasi dan bisa membahayakan status status quo yang benar-benar tidak bisa ditoleransi. Sangat jelas, niat baik saja tidak cukup untuk bisa menyelsaikan masalah ini,” tambahnya.
Dirinya menegaskan, konflik antara Israel dan Palestina kian hari akan kian bertambah buruk, terlebih dengan tindakan Israel yang terus membangun pemukiman Yahudi di tanah Palestina. Dalam pandangannya, hal ini merusak konsep solusi dua negara yang selalu digadang-gadang AS dan Israel.
Berbicara paska Sidang Umum Dewan Keamanan (DK) PBB, Rabu (31/12/2014), Churkin menyatakan, proses negosiasi tersebut pada dasarnya dipegang oleh empat pihak, yakni PBB, Uni Eropa, Rusia dan AS. Namun, AS menjadi pihak yang paling dominan, dan memonopoli semua aspek dalam proses damai tersebut.
Diplomat senior Rusia itu juga menyayangkan gugurnya resolusi yang diajukan Palestina karena diveto oleh AS. “Saya menyesalkan gugurnya resolusi ini, resolusi yang bisa memperkuat dasar hukum internasional dan berlaku umum untuk proses perdamaian di Timur Tengah,” ungkapnya, sepeti dilansir Itar-tas.
"Kegagalan DK untuk bertindak telah memperburuk situasi dan bisa membahayakan status status quo yang benar-benar tidak bisa ditoleransi. Sangat jelas, niat baik saja tidak cukup untuk bisa menyelsaikan masalah ini,” tambahnya.
Dirinya menegaskan, konflik antara Israel dan Palestina kian hari akan kian bertambah buruk, terlebih dengan tindakan Israel yang terus membangun pemukiman Yahudi di tanah Palestina. Dalam pandangannya, hal ini merusak konsep solusi dua negara yang selalu digadang-gadang AS dan Israel.
(esn)