Pengantin Anak Nigeria Akui Bunuh Suami dengan Racun Tikus

Selasa, 23 Desember 2014 - 16:46 WIB
Pengantin Anak Nigeria Akui Bunuh Suami dengan Racun Tikus
Pengantin Anak Nigeria Akui Bunuh Suami dengan Racun Tikus
A A A
KANO - Anak perempuan 14 tahun di Nigeria yang jadi pengantin anak, telah mengakui bahwa dia membunuh suaminya yang berusia 35 tahun dengan menggunakan racun tikus.

Pengantin anak bernama Wasila Tasi’u, menandatangani pengakuan yang disodorkan polisi dengan sidik jari karena dia tidak bisa membaca dan menulis.

Jaksa pengadilan sebelumnya menuntut hukuman mati terhadap Wasila Tasi'u, atas tuduhan membunuh suaminya, Umar Sani, 35, di rumah mereka di wilayah Kano. Umar Sani tewas beberapa hari setelah menikahi gadis itu pada bulan April 2014.

Jika hakim mengabulkan tuntutan jaksa, maka gadis itu akan menjadi anak pertama di Nigeria yang dihukum mati dalam 18 tahun terakhir. Para aktivis HAM membela gadis itu dan mendesak semua pihak memperlakukannya sebagai korban pelecehan, karena dipaksa menikah di usia anak-anak.

Kasus itu menarik perhatian publik setempat. Bahkan, saat Pengadilan Tinggi Gezawa menggelar sidang, banyak warga berdatangan untuk mengintip jalannya sidang. Massa tumpah ruah di gedung pengadilan hingga ke pintu gerbang. (Baca: Pilu Pengantin Anak Nigeria, Bunuh Suami Pakai Racun Tikus)

Penyidik polisi Abdullahi Adamu, mengatakan, bahwa dia menerjemahkan pernyataan pengakuan Wasila dari bahasa Inggris ke bahasa Hausa,--bahasa yang bisa dimengerti Wasila. Usai dibacakan, gadis itu meneken dengan sidik jari.

“Dia tidak bisa menulis namanya, sehingga dia harus menggunakan sidik jari,” kata Abdullahi Adamu, seperti dikutip Mail Online, Selasa (23/12/2014).

Salah satu saksi, Ramatu, yang tidak lain istri kedua dari Usman Sani, menceritakan, bahwa dia membantu Wasila menyiapkan makan malam untuk suaminya sebelum pergi ke tempat tidur. Kebetulan, malam itu jadwal Wasila untuk tidur dengan suami mereka.

Ramatu mengaku berteman baik dengan sesama istri dari suaminya. Setelah makan hidangan yang disiapkan itu, suaminya meninggal keesokan harinya, pada 5 April 2014.

”Setelah meletakkan makanan di piring saya tidak melihat siapa pun memasukkan benda apa pun di dalamnya,” kata Ramatu. Tapi kemudian dia melihat mulut suaminya berbusa dan tidak bisa berjalan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4024 seconds (0.1#10.140)