Laporan Penyiksaan Tahanan Dibeber, Pembela CIA Meradang

Rabu, 10 Desember 2014 - 08:57 WIB
Laporan Penyiksaan Tahanan Dibeber, Pembela CIA Meradang
Laporan Penyiksaan Tahanan Dibeber, Pembela CIA Meradang
A A A
WASHINGTON - Laporan penyiksaan tahanan kasus 9/11 oleh CIA resmi dirilis Komite Intelijen Senat Amerika Serikat (AS), Selasa kemarin. Para pendukung CIA meradang dan terus membela para agen intelijen AS itu.

Sekelompok pendukung CIA, termasuk para bekas pejabat CIA mengatakan, laporan setebal 6.700 halaman yang dibeber Komite Intelijen Senat dari Partai Demokrat AS itu merusak fakta yang sesungguhnya yang dilakukan para agen CIA.

”Bahkan, program ini (interogasi dengan menyiksa tahanan) menyebabkan penangkapan pemimpin senior al-Qaeda, termasuk membantu untuk menemukan Osama bin Laden,” tulis kelompok pembela CIA di situs ciasavedlives.com. (Baca: Terkuak! CIA Siksa Tahanan dengan Ancaman Seksual)

Kelompok itu tidak terima jika laporan itu hanya menyalahkan para agen CIA.”Departemen Kehakiman dan Gedung Putih terlibat sejak awal dalam program interogasi,” lanjut pembelaan kelompok itu.

Program interogasi dengan menyiksa tahanan kasus serangan 11 September 2001 atau kasus 9/11, diklaim atas mandat pemerintah Presiden George W. Bush. Bekas Presiden AS itu, kemarin juga pasang badan untuk para agen CIA terkait laporan penyiksaan tahanan itu. Bush menyebut, para agen CIA sebagai patriot.

Kelompok pembela CIA berdalih, program interogasi dengan penyiksaan oleh CIA telah membantu menyelamatkan nyawa warga AS dan sekutunya. ”Dokumen-dokumen itu akan menunjukkan bahwa, pada saat ada ancaman serius bagi AS, program ini efektif dalam menyelamatkan nyawa warga Amerika dan sekutu dan mencegah serangan massal lain di tanah Amerika,” imbuh kelompok tersebut. (Baca juga: CIA Siksa Tahanan 9/11, Warga AS di Seluruh Dunia Terancam)

Senator AS,Dianne Freinstein, yang terlibat dalam penerbitan laporan penyiksaan tahanan oleh para agen CIA menyebut penyiksaan itu sudah melewati batas-batas hukum yang ada. Laporan itu disusun berdasarkan penyelidikan selama empat tahun dengan biaya lebih dari US$40 juta.

”Mungkin tidak ada lagi waktu yang tepat untuk merilis laporan ini,” kata Feinstein, seperti dikutip Reuters, Rabu (10/12/2014). ”Ketidakstabilan yang kita lihat sekarang tidak akan diselesaikan dalam beberapa bulan atau tahun. Namun laporan ini terlalu penting untuk (diketahui) tanpa sekat dan batas.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3297 seconds (0.1#10.140)