AS Kena Batunya, PBB Rilis Laporan Kebrutalan Polisi

Sabtu, 29 November 2014 - 16:39 WIB
AS Kena Batunya, PBB...
AS Kena Batunya, PBB Rilis Laporan Kebrutalan Polisi
A A A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) yang kerap menyoroti kekerasan di negara-negara lain kini kena batunya setelah PBB merilis laporan kebrutalan polisi dan penyiksaan oleh aparat keamanan AS.

Laporan PBB itu mengutuk AS yang melanggar ketentuan Perjanjian Anti-Penyiksaan Internasional. Panel PBB mengambil contoh kebrutalan polisi, interogasi militer, dan protokol hukuman mati yang terjadi di AS.

Laporan yang dirilis Komite Anti Penyiksaan PBB juga menyoroti penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh penegak hukum AS, termasuk tindakan polisi AS yang rasis.

“Pengawas PBB menyatakan keprihatinan yang mendalam oleh penembakan yang sering dilakukan polisi dan selalu berulang yang berakibat fatal terhadap warga kulit hitam bersenjata,” bunyi laporan itu.

Meskipun laporan PBB itu tidak secara khusus menyebutkan kasus rasial di Ferguson, di mana polisi kulit putih menembak remaja kulit hitam, Michael Brown, 18, namun orang tua Brown bertemu dengan panel PBB untuk membahas kasus itu di Jenewa pada bulan ini.

Panel PBB yang terdiri dari 10 orang itu secara berkala meninjau catatan dari 156 negara yang meratifikasi Konvensi Anti-Penyiksaan Internasional.

”Sebaiknya semua contoh kebrutalan polisi dan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat penegak hukum segera diselidiki, secara efektif dan tidak memihak dengan mekanisme yang independen,” kata anggota panel PBB, Alessio Bruni, dalam konferensi pers di Jenewa, seperti dikutip RT, Sabtu (29/11/2014).

Aktivis AS menyambut baik temuan dan laporan PBB itu. ”Laporan ini, bersama dengan suara rakyat Amerika yang protes di seluruh negeri pada minggu ini adalah panggilan bagi polisi untuk bangun dan berpikir ulang jika mereka masih bisa bertindak dengan impunitas (kekebalan hukum),” kata Jamil Dakwar, aktivis dari American Civil Liberties Union (ACLU).

Selain kasus rasial, penyiksaan terhadap tahanan Guantanamo tak luput dari laporan yang memalukan AS. Bahkan, panel PBB mengkritik keras eksekusi dengan suntik mati yang gagal baru-baru ini. Kegagalan eksekusi itu telah mengakibatkan sakit yang luar biasa bagi narapidana di penjara AS.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8501 seconds (0.1#10.140)