PBB: ISIS Culik dan Cuci Otak Anak-anak!
A
A
A
RAQQA - PBB menyatakan, kelompok ISIS telah menculik dan mencuci otak anak-anak Irak dan Suriah untuk dijadikan tentara penerus para militan ISIS.
Duta khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Lelia Zerrougui mengatakan, pemanfaatan anak-anak di wilayah konflik sebenarnya bukan hal baru. Namun, selama ini tidak ada kelompok lain yang begitu terbuka dan transparan memanfaatkan anak-anak sebagai tentara mereka.
Menurutnya, kerja kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sangat terorganisir. Ada dari anggota kelompok itu yang khusus mendoktrin anak-anak dengan ideologi radikal.
”Ini bukan fenomena marjinal. Ini adalah sesuatu yang sedang diamati dan tampaknya menjadi bagian dari strategi kelompok itu,” kata Zerrougui dalam sebuah wawancara dengan AP, yang dilansir semalam.
Anak-anak di Suriah dan Irak jadi sasaran mereka, karena dipandang sebagai generasi setia untuk jangka waktu yang lama. Sedangkan pendoktrian di usia anak-anak, lanjut dia, akan lebih mudah dibanding orang dewasa.
Fenomena kelompok ISIS mencuci otak anak-anak yang mereka culik untuk menjadi tentara ISIS terjdi di Raqqa, Suriah. Anak-anak yang diculik dilatih di kamp sebelum dikerahkan ke medan perang.
Namun, bagi anak-anak yang dianggap belum siap berperang akan ditugaskann untuk hal-hal lain seperti menjadi mata-mata, koki, pembersih dan penjaga kamp.
”Mereka menculik anak-anak dan memaksa mereka untuk bergabung, mereka mencuci otak anak-anak dan mengindoktrinasi mereka untuk bergabung dengan kelompok mereka,” ujar Zerrougui.
“Semua alat dan cara digunakan untuk menarik dan merekrut anak-anak,” lanjut dia. Anak-anak termuda yang diculik dan didoktrin untuk jadi tentara ISIS adalah anak usia sembilan hingga 10 tahun.
Duta khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Lelia Zerrougui mengatakan, pemanfaatan anak-anak di wilayah konflik sebenarnya bukan hal baru. Namun, selama ini tidak ada kelompok lain yang begitu terbuka dan transparan memanfaatkan anak-anak sebagai tentara mereka.
Menurutnya, kerja kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sangat terorganisir. Ada dari anggota kelompok itu yang khusus mendoktrin anak-anak dengan ideologi radikal.
”Ini bukan fenomena marjinal. Ini adalah sesuatu yang sedang diamati dan tampaknya menjadi bagian dari strategi kelompok itu,” kata Zerrougui dalam sebuah wawancara dengan AP, yang dilansir semalam.
Anak-anak di Suriah dan Irak jadi sasaran mereka, karena dipandang sebagai generasi setia untuk jangka waktu yang lama. Sedangkan pendoktrian di usia anak-anak, lanjut dia, akan lebih mudah dibanding orang dewasa.
Fenomena kelompok ISIS mencuci otak anak-anak yang mereka culik untuk menjadi tentara ISIS terjdi di Raqqa, Suriah. Anak-anak yang diculik dilatih di kamp sebelum dikerahkan ke medan perang.
Namun, bagi anak-anak yang dianggap belum siap berperang akan ditugaskann untuk hal-hal lain seperti menjadi mata-mata, koki, pembersih dan penjaga kamp.
”Mereka menculik anak-anak dan memaksa mereka untuk bergabung, mereka mencuci otak anak-anak dan mengindoktrinasi mereka untuk bergabung dengan kelompok mereka,” ujar Zerrougui.
“Semua alat dan cara digunakan untuk menarik dan merekrut anak-anak,” lanjut dia. Anak-anak termuda yang diculik dan didoktrin untuk jadi tentara ISIS adalah anak usia sembilan hingga 10 tahun.
(mas)