Mengejutkan, Baghdadi Perintahkan ISIS Serang Saudi

Jum'at, 14 November 2014 - 08:34 WIB
Mengejutkan, Baghdadi...
Mengejutkan, Baghdadi Perintahkan ISIS Serang Saudi
A A A
ANBAR - Pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi memerintahkan pasukannya untuk menyerang Arab Saudi.

Perintah itu muncul dalam rekaman video berisi pidato Baghdadi yang dirilis Kamis kemarin. Dia meledek Amerika Serikat (AS) dan koalisi yang ia anggap gagal menggempur ISIS.

Baghdadi mendesak para pendukung di Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia, untuk melakukan perlawanan terhadap penguasa kerajaan, yang telah bergabung dengan koalisi pimpinan AS.

”Oh putra al-Haramayn, si kepala ular dan biang penyakit ini. Ada pedang yang menghunus untuk menghancurkan kehidupan, karena seharusnya tidak ada keamanan untuk Saloul," kata Baghdadi dengan kalimat kasar merujuk kepada pimpinan Arab Saudi, seperti dikutip Reuters, Jumat (14/11/2014).

Haramayn adalah referensi untuk tempat paling suci kedua bagi umat Islam. Saudi jadi target serangan kelompok yang sudah berganti nama menjadi Negara Islam (IS) itu, karena menjadi bagian dari koalisi pimpinan AS yang menggempur basis-basis ISIS di Irak dan Suriah.

Baghdadi mengatakan ia telah menerima sumpah setia dari para pendukung di Libya, Mesir, Yaman, Arab Saudi dan Aljazair. (Baca: ISIS Konfirmasi Baghdadi Terluka, Isu Suksesi Membuncah)

”Kami mengumumkan kepada Anda perluasan Negara Islam ke negara-negara baru, negara-negara Haramayn, Yaman, Mesir, Libya, Aljazair,” kata Baghdadi. Pidato Baghdadi itu dalam bentuk bahasa Arab.
”Oh tentara Negara Islam, kobarkanlah api jihad di mana-mana, nyalakan bumi dengan api untuk semua diktator,” lanjut perintah Baghdadi.

Perintah Baghdadi itu mengejutkan. Sebab, pekan lalu dia dikabarkan terluka parah akibat serangan AS dan koalisi. Bahkan, sempat muncul isu Baghdadi tewas dalam serangan itu.

Kendati demikian, keaslian rekaman video Baghdadi yang berisi perintah untuk menyerang Arab Saudi belum bisa diverifikasi secara independen. Bahkan, pemerintah AS sendiri juga kesulitan untuk memverifikasi rekaman video tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6983 seconds (0.1#10.140)