Rakyat Liberia: Ebola Ciptaan AS untuk Bunuh Kami
A
A
A
MONROVIA - Rakyat Liberia, kerabat Thomas Eric Duncan, pria yang tewas akibat serangan virus Ebola menyalahkan Amerika Serikat (AS).
Mary Pearson, 52,kerabat dari Duncan, mengatakan, virus Ebola ditemukan AS dan sengaja dikirim ke Afrika untuk membunuh orang-orang kulit hitam di benua itu. Mary Pearson menganggap kematian Duncan di Texas, AS, tragis.
Kata wanita itu, kerabatnya itu sengaja dibiarkan meninggal sebagai balas dendam karena membawa penyakit itu ke AS. Tuduhan itu muncul dalam wawancaranya dengan MailOnline, yang dilansir Rabu petang (12/11/2014).
“Apa yang kita dengar adalah bahwa Ebola diciptakan oleh Amerika dan mereka mengirimnya (ke Afrika) untuk membunuh kami,” katanya.
”Anda adalah orang-orang yang dikirim untuk membunuh kami. Mereka mengirim virus dan menginfeksi orang di sini. Mereka menyalahkan Liberia untuk Ebola. Mereka membunuh anak yang tidak tahu apa-apa itu.”
Thomas Eric Duncan meninggal di Dallas, Texas pada tanggal 8 Oktober 2014 setelah terbang ke AS dari Liberia tiga minggu sebelumnya. Ia terinfeksi ketika ia membantu tetangganya yang hamil untuk mencari perawatan medis di rumah sakit.
Mary Pearson bersikeras bahwa kerabatnya itu tidak perawatan yang sama seperti warga AS lain yang tertular Ebola. Dia juga menuduh Rumah Sakit Presbyterian Texas gagal merawat kerabatnya itu. Menurutnya, dia terpaksa puas dengan kesepakatan rahasia.
Dari sembilan orang yang terinfeksi Ebola yang telah dirawat di AS, hanya Duncan yang meninggal. Kejanggalan perlakuan medis AS terhadap Duncan juga diungkap keponakan korban, Josephus Weeks.
”Kami memohon. Kami memohon. Saya bahkan menawarkan darah saya sendiri, meskipun tidak akan bisa berbuat banyak untuknya. Kami meminta segala sesuatu yang kita bisa untuk menyelamatkan Eric Uncan. (Tapi) mereka mengatakan tidak,” ujar dia.
Mary Pearson, 52,kerabat dari Duncan, mengatakan, virus Ebola ditemukan AS dan sengaja dikirim ke Afrika untuk membunuh orang-orang kulit hitam di benua itu. Mary Pearson menganggap kematian Duncan di Texas, AS, tragis.
Kata wanita itu, kerabatnya itu sengaja dibiarkan meninggal sebagai balas dendam karena membawa penyakit itu ke AS. Tuduhan itu muncul dalam wawancaranya dengan MailOnline, yang dilansir Rabu petang (12/11/2014).
“Apa yang kita dengar adalah bahwa Ebola diciptakan oleh Amerika dan mereka mengirimnya (ke Afrika) untuk membunuh kami,” katanya.
”Anda adalah orang-orang yang dikirim untuk membunuh kami. Mereka mengirim virus dan menginfeksi orang di sini. Mereka menyalahkan Liberia untuk Ebola. Mereka membunuh anak yang tidak tahu apa-apa itu.”
Thomas Eric Duncan meninggal di Dallas, Texas pada tanggal 8 Oktober 2014 setelah terbang ke AS dari Liberia tiga minggu sebelumnya. Ia terinfeksi ketika ia membantu tetangganya yang hamil untuk mencari perawatan medis di rumah sakit.
Mary Pearson bersikeras bahwa kerabatnya itu tidak perawatan yang sama seperti warga AS lain yang tertular Ebola. Dia juga menuduh Rumah Sakit Presbyterian Texas gagal merawat kerabatnya itu. Menurutnya, dia terpaksa puas dengan kesepakatan rahasia.
Dari sembilan orang yang terinfeksi Ebola yang telah dirawat di AS, hanya Duncan yang meninggal. Kejanggalan perlakuan medis AS terhadap Duncan juga diungkap keponakan korban, Josephus Weeks.
”Kami memohon. Kami memohon. Saya bahkan menawarkan darah saya sendiri, meskipun tidak akan bisa berbuat banyak untuknya. Kami meminta segala sesuatu yang kita bisa untuk menyelamatkan Eric Uncan. (Tapi) mereka mengatakan tidak,” ujar dia.
(mas)