Cetak Sejarah, Ganja akan Dilegalkan di 23 Negara Bagian AS
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang bersiap untuk mencetak sejarah, di mana ganja akan dilegalkan di 23 negara bagian. Referendum untuk upaya pelegalan ganja itu akan digelar November ini.
Jika pelegalan ganja di 23 dari 50 negara bagian AS itu terwujud, itu akan jadi sejarah di negara yang sudah lama melarang ganja. Ke-23 negara bagian itu berpenduduk sekitar 147 juta orang. Washington, ibu kota AS juga berencana untuk ikut melegalkannya.
”Amerika tidak mundur dari reformasi,” kata Ethan Nadelmann, kepala Drug Policy Alliance, sebuah kelompok advokasi tentang pelegalan ganja yang berbasis di New York, kepada Daily Star, Selasa (11/11/2014).
“Amerika akan mengambil posisi yang sangat berbeda terhadap kebijakan obat global dibandingkan selama 70 tahun terakhir,” katanya lagi mengacu pada rencana pelegalan gaja di puluhan negara bagian tersebut.
Salah satu alasan rencana pelegalan ganja itu, karena perang terhadap narkoba tidak pernah berhasil. Pada bulan September 2014, sebuah komisi internasional yang terdiri dari mantan pemimpin dunia dan pengusaha miliarder Richard Branson, mengeluarkan laporan yang menyimpulkan bahwa perang terhadap narkoba di seluruh dunia telah gagal.
”Setelah lebih dari setengah abad pendekatan hukuman ini, ada bukti kuat bahwa sekarang itu tidak hanya gagal mencapai tujuan, tetapi juga menghasilkan masalah sosial dan kesehatan yang serius,” bunyi laporan itu.”Pemerintah harus segera mengadopsi pendekatan baru.”
Di AS, Colorado menjadi negara bagian pertama di AS yang melegalkan ganja, dan diikuti beberapa negara bagian lain.
”AS telah digunakan menjadi penegak aturan yang kaku,” kata David Borden, pegiat dari situs stopthedrugwar.org. ”Sekarang ini (AS) menjadi contoh (penegak aturan) yang fleksibel.”
Jika pelegalan ganja di 23 dari 50 negara bagian AS itu terwujud, itu akan jadi sejarah di negara yang sudah lama melarang ganja. Ke-23 negara bagian itu berpenduduk sekitar 147 juta orang. Washington, ibu kota AS juga berencana untuk ikut melegalkannya.
”Amerika tidak mundur dari reformasi,” kata Ethan Nadelmann, kepala Drug Policy Alliance, sebuah kelompok advokasi tentang pelegalan ganja yang berbasis di New York, kepada Daily Star, Selasa (11/11/2014).
“Amerika akan mengambil posisi yang sangat berbeda terhadap kebijakan obat global dibandingkan selama 70 tahun terakhir,” katanya lagi mengacu pada rencana pelegalan gaja di puluhan negara bagian tersebut.
Salah satu alasan rencana pelegalan ganja itu, karena perang terhadap narkoba tidak pernah berhasil. Pada bulan September 2014, sebuah komisi internasional yang terdiri dari mantan pemimpin dunia dan pengusaha miliarder Richard Branson, mengeluarkan laporan yang menyimpulkan bahwa perang terhadap narkoba di seluruh dunia telah gagal.
”Setelah lebih dari setengah abad pendekatan hukuman ini, ada bukti kuat bahwa sekarang itu tidak hanya gagal mencapai tujuan, tetapi juga menghasilkan masalah sosial dan kesehatan yang serius,” bunyi laporan itu.”Pemerintah harus segera mengadopsi pendekatan baru.”
Di AS, Colorado menjadi negara bagian pertama di AS yang melegalkan ganja, dan diikuti beberapa negara bagian lain.
”AS telah digunakan menjadi penegak aturan yang kaku,” kata David Borden, pegiat dari situs stopthedrugwar.org. ”Sekarang ini (AS) menjadi contoh (penegak aturan) yang fleksibel.”
(mas)