Mirip Penjara, Perawat Pasien Ebola di AS Protes Karantina
A
A
A
NEW JERSEY - Kaci Hickox, perawat pasien Ebola memprotes karantina di New Jersey, Amerika Serikat (AS) yang dia rasa mirip penjara.
Hickox merupakan perawat pasien Ebola yang baru pulang dari Afrika Barat. Kondisi failitas karantina yang ia sebut mirip penjara dia foto dan disebar ke media sosial.
Hickox merupakkan perawat pertama yang paksa dikarantina di New Jersey setelah pulang dari Afrika Barat. Menurutnya kondisi isolasi di New Jersey tidak manusiawi.
Salah satu fasilitas di tenda karantina yang dia anggap jijik adalah toilet dan kamar mandi. ”Hickox menggambarkan pemaksaan karantina benar-benar tidak dapat diterima dan seperti penjara,” katanya melalui seorang pengacaranya kepada CNN, Senin (27/10/2014).
”Ini merupakan kondisi ekstrem yang benar-benar tidak dapat diterima, dan saya merasa sepertinya hak asasi manusia saya telah dilanggar,” lanjut perawat itu. ”Untuk menempatkan saya dalam situasi yang menekan emosiaonal dan fisik ini benar-benar tidak dapat diterima.”
Hickox ditempatkan di tenda karantina setelah mengalami gejala demam ringan. Namun, dia merasa meningkatnya suhu tubuhnya itu karena dia bingung dengan situasi dan hiruk pikuk di bandara, bukan karena virus Ebola.
”Tenda (karantina) memiliki jendela, dan dokter berbicara kepada saya dalam pakaian yang normal dari luar jendela. Jadi jika tidak ada risiko bagi mereka yang berbicara kepada saya dari luar jendela, tidak masuk akal bahwa pengacara saya tidak akan mampu melakukan hal yang sama, "katanya.
Perawat itu merasa secara fisik dalam kondisi sehat.”Keputusan (karantina) yang dibuat, tidak masuk akal dan tidak menunjukkan belas kasihan,” kritiknya.
Hickox merupakan perawat pasien Ebola yang baru pulang dari Afrika Barat. Kondisi failitas karantina yang ia sebut mirip penjara dia foto dan disebar ke media sosial.
Hickox merupakkan perawat pertama yang paksa dikarantina di New Jersey setelah pulang dari Afrika Barat. Menurutnya kondisi isolasi di New Jersey tidak manusiawi.
Salah satu fasilitas di tenda karantina yang dia anggap jijik adalah toilet dan kamar mandi. ”Hickox menggambarkan pemaksaan karantina benar-benar tidak dapat diterima dan seperti penjara,” katanya melalui seorang pengacaranya kepada CNN, Senin (27/10/2014).
”Ini merupakan kondisi ekstrem yang benar-benar tidak dapat diterima, dan saya merasa sepertinya hak asasi manusia saya telah dilanggar,” lanjut perawat itu. ”Untuk menempatkan saya dalam situasi yang menekan emosiaonal dan fisik ini benar-benar tidak dapat diterima.”
Hickox ditempatkan di tenda karantina setelah mengalami gejala demam ringan. Namun, dia merasa meningkatnya suhu tubuhnya itu karena dia bingung dengan situasi dan hiruk pikuk di bandara, bukan karena virus Ebola.
”Tenda (karantina) memiliki jendela, dan dokter berbicara kepada saya dalam pakaian yang normal dari luar jendela. Jadi jika tidak ada risiko bagi mereka yang berbicara kepada saya dari luar jendela, tidak masuk akal bahwa pengacara saya tidak akan mampu melakukan hal yang sama, "katanya.
Perawat itu merasa secara fisik dalam kondisi sehat.”Keputusan (karantina) yang dibuat, tidak masuk akal dan tidak menunjukkan belas kasihan,” kritiknya.
(mas)