Ketika RS Israel Merawat Putri Musuh Bebuyutan
A
A
A
YERUSALEM - Sebuah rumah sakit di Israel jadi sorotan dunia setelah merawat putri Ismail Haniyeh, bekas perdana menteri Hamas di Gaza, yang merupakan musuh bebuyutan Israel.
Putri Haniyeh dirawat di Rumah Sakit (RS) Ichilov, di Tel Aviv, Israel sejak beberapa hari lalu. Pihak rumah sakit itu membenarkan jika putri Haniyeh dirawat di sana. Namun, mereka menolak menyebutkan identitas putri Haniyeh itu dengan alasan menjaga privasi pasien.
Sementara itu, seorang pejabat senior di Kementerian Kesehatan Gaza, mengkonfirmasi kabar tersebut. Namun, kementerian itu mengklaim yang dirawat sebenarnya adik dari mantan perdana menteri Palestina.
“Dia telah berada di rumah sakit, karena kondisi kritis yang mengancam. Dia tiba di fasilitas rumah sakit dua minggu yang lalu,” bunyi pernyataan kementerian tersebut, semalam (20/10/2014), seperti dikutip Ma’an.
Para pejabat Palestina menyatakan pasien tersebut sudah kembali ke Gaza dan kondisinya sudah stabil. Yoav Mordechai, pejabat yang bertanggung jawab atas administrasi sipil Israel di wilayah pendudukan di Palestina mengatakan, pasien itu memang mendapatkan izin untuk masuk ke Israel dua pekan lalu.
Putri Haniyeh dirawat di Rumah Sakit (RS) Ichilov, di Tel Aviv, Israel sejak beberapa hari lalu. Pihak rumah sakit itu membenarkan jika putri Haniyeh dirawat di sana. Namun, mereka menolak menyebutkan identitas putri Haniyeh itu dengan alasan menjaga privasi pasien.
Sementara itu, seorang pejabat senior di Kementerian Kesehatan Gaza, mengkonfirmasi kabar tersebut. Namun, kementerian itu mengklaim yang dirawat sebenarnya adik dari mantan perdana menteri Palestina.
“Dia telah berada di rumah sakit, karena kondisi kritis yang mengancam. Dia tiba di fasilitas rumah sakit dua minggu yang lalu,” bunyi pernyataan kementerian tersebut, semalam (20/10/2014), seperti dikutip Ma’an.
Para pejabat Palestina menyatakan pasien tersebut sudah kembali ke Gaza dan kondisinya sudah stabil. Yoav Mordechai, pejabat yang bertanggung jawab atas administrasi sipil Israel di wilayah pendudukan di Palestina mengatakan, pasien itu memang mendapatkan izin untuk masuk ke Israel dua pekan lalu.
(mas)