Bentrok di China, Beberapa Orang Dibakar Hidup-hidup
A
A
A
KUMNING - Beberapa pekerja konstruksi sebuah proyek di China diculik dan dibakar hidup-hidup dengan bensin. Mereka menjadi korban dari sengketa tanah dengan warga desa yang berujung bentrokan maut.
Sedikitnya delapan orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi Selasa lalu, di wilayah Jinning, pinggiran Kota Kumning, Ibu Kota Provinsi Yunnan China barat daya.
Enam dari korban tewas adalah pekerja kontruksi, dan dua lainnya warga desa. Dalam insiden itu, 18 orang terluka, satu di antaranya luka serius.
Pemerintah Daerah Kunming mengatakan dalam microblog resminya bahwa penduduk Desa Fuyou marah selama berbulan-bulan atas kompensasi tanah yang terkena proyek. Warga desa memaksa agar proyek dihentikan pada bulan Mei 2014 lalu.
Tapi pada Selasa lalu, ribuan pekerja kontruksi kembali melanjutkan proyek tersebut. ”Pada hari itu, delapan pekerja yang sedang sarapan di Desa Fuyou ditahan secara ilegal oleh penduduk desa, tangan dan kaki mereka diikat, mereka dipukuli, dan disiram bensin. Mereka kemudian dibawa ke sebuah jalan di dekat lokasi proyek,” bunyi pernyataan pemerintah setempat, seperti dikutip Reuters, Kamis (16/10/2014).
Tak berselang lama, ratusan warga desa menyerbu lokasi proyek dan bentrok dengan para pekerja konstruksi.”Selama bentrokan itu, warga desa melemparkan bahan peledak buatan ke kerumunan dan menculik beberapa pekerja. Beberapa pekerja kehilangan nyawa dan banyak yang cedera,” lanjut pernyataan itu.
Sementara itu, polisi setempat menyelidiki dan akan menghukum siapa pun yang terlibat dalam rencana penculikan dan pembunuhan sadis itu. Polisi menyebut, aksi pembakaran para pekerja kontruksi secara hidup-hidup itu sebagai aksi kriminal ilegal.
Sedikitnya delapan orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi Selasa lalu, di wilayah Jinning, pinggiran Kota Kumning, Ibu Kota Provinsi Yunnan China barat daya.
Enam dari korban tewas adalah pekerja kontruksi, dan dua lainnya warga desa. Dalam insiden itu, 18 orang terluka, satu di antaranya luka serius.
Pemerintah Daerah Kunming mengatakan dalam microblog resminya bahwa penduduk Desa Fuyou marah selama berbulan-bulan atas kompensasi tanah yang terkena proyek. Warga desa memaksa agar proyek dihentikan pada bulan Mei 2014 lalu.
Tapi pada Selasa lalu, ribuan pekerja kontruksi kembali melanjutkan proyek tersebut. ”Pada hari itu, delapan pekerja yang sedang sarapan di Desa Fuyou ditahan secara ilegal oleh penduduk desa, tangan dan kaki mereka diikat, mereka dipukuli, dan disiram bensin. Mereka kemudian dibawa ke sebuah jalan di dekat lokasi proyek,” bunyi pernyataan pemerintah setempat, seperti dikutip Reuters, Kamis (16/10/2014).
Tak berselang lama, ratusan warga desa menyerbu lokasi proyek dan bentrok dengan para pekerja konstruksi.”Selama bentrokan itu, warga desa melemparkan bahan peledak buatan ke kerumunan dan menculik beberapa pekerja. Beberapa pekerja kehilangan nyawa dan banyak yang cedera,” lanjut pernyataan itu.
Sementara itu, polisi setempat menyelidiki dan akan menghukum siapa pun yang terlibat dalam rencana penculikan dan pembunuhan sadis itu. Polisi menyebut, aksi pembakaran para pekerja kontruksi secara hidup-hidup itu sebagai aksi kriminal ilegal.
(mas)