Indonesia-Sri Lanka Bahas Pengembangan Hubungan Bilateral
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sri Lanka, Gamini Lakshman Peiris menyambangi Jakarta untuk melakukan pertemuan dengan Menlu RI, Marty M. Natalegawa, Senin (13/10/2014). Keduanya bertemu dalam sebuah forum bernama, forum Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral (SKB) Indonesia–Sri Lanka.
Berdasarkan rilis yang diterima Sindonews, dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri Luar Negeri membahas dan bertukar pikiran tentang isu-isu bilateral yang mencangkup kerjasama politik dan keamanan, kerjasama ekonomi, dan sosial-budaya, khususnya meninjau kembali status perkembangan kerjasamas sejak pertemuan SKB pertama di Sri Lanka tahun 2012.
Dalam pembahasan di bidang politik dan keamanan, keduanya menyambut baik kerja sama yang telah berjalan sangat baik, yang sudah terjalin semalam 6 dasawarsa terakhir, termasuk di bidang pertahanan, penanggulangan terorisme dan pemberantasan penyelundupan manusia dan perdagangan manusia, khususnya di bawah kerangka Bali Process.
Keduanya juga sepakat untuk memperluas kerjasaman di bidang maritim, mengingat potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia di bidan tersebut. “Kedua Menteri Luar Negeri mendorong segera dibentuknya kesepakatan di bidang kelautan dan perikanan guna mendukung ketahanan pangan termasuk melalui pengembangan kerja sama teknik,” tulis rilis tersebut
Dalam bidang ekonomi, keduanya membahas mengenai upaya-upaya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan antar kedua negara, khususnya terkait pencapaian target total perdagangan bilateral sebesar USD 1 miliar pada tahun 2015.
“Kedua pihak mengakui, kedua Negara sama-sama memiliki keunggulan di bidang industri kreatif dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berpotensi dikembangkan, dan berkeinginan untuk mengembangkan UKM berorientasi ekspor seperti footwear, makanan dan minuman, furnitur, dan sektor pertanian organik,” tambahnya.
Dalam pertemuan itu, pihak Sri Lanka mengajukan permintaan untuk melakukan kerjasama di bidang industri batik nasional, di mana rencananya para pakar batik Nasional akan membuka Museum Batik di Sri Lanka.
Berdasarkan rilis yang diterima Sindonews, dalam pertemuan tersebut, kedua Menteri Luar Negeri membahas dan bertukar pikiran tentang isu-isu bilateral yang mencangkup kerjasama politik dan keamanan, kerjasama ekonomi, dan sosial-budaya, khususnya meninjau kembali status perkembangan kerjasamas sejak pertemuan SKB pertama di Sri Lanka tahun 2012.
Dalam pembahasan di bidang politik dan keamanan, keduanya menyambut baik kerja sama yang telah berjalan sangat baik, yang sudah terjalin semalam 6 dasawarsa terakhir, termasuk di bidang pertahanan, penanggulangan terorisme dan pemberantasan penyelundupan manusia dan perdagangan manusia, khususnya di bawah kerangka Bali Process.
Keduanya juga sepakat untuk memperluas kerjasaman di bidang maritim, mengingat potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia di bidan tersebut. “Kedua Menteri Luar Negeri mendorong segera dibentuknya kesepakatan di bidang kelautan dan perikanan guna mendukung ketahanan pangan termasuk melalui pengembangan kerja sama teknik,” tulis rilis tersebut
Dalam bidang ekonomi, keduanya membahas mengenai upaya-upaya peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan antar kedua negara, khususnya terkait pencapaian target total perdagangan bilateral sebesar USD 1 miliar pada tahun 2015.
“Kedua pihak mengakui, kedua Negara sama-sama memiliki keunggulan di bidang industri kreatif dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berpotensi dikembangkan, dan berkeinginan untuk mengembangkan UKM berorientasi ekspor seperti footwear, makanan dan minuman, furnitur, dan sektor pertanian organik,” tambahnya.
Dalam pertemuan itu, pihak Sri Lanka mengajukan permintaan untuk melakukan kerjasama di bidang industri batik nasional, di mana rencananya para pakar batik Nasional akan membuka Museum Batik di Sri Lanka.
(esn)