Korban MH17 Ditemukan Memakai Masker Oksigen

Jum'at, 10 Oktober 2014 - 09:41 WIB
Korban MH17 Ditemukan Memakai Masker Oksigen
Korban MH17 Ditemukan Memakai Masker Oksigen
A A A
AMSTERDAM - Salah satu penumpang pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di bagian timur Ukraina ditemukan dalam keadaan mengenakan masker oksigen. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Belanda Franz Timmermans dalam sebuah wawancara.

Pernyataan Timmermans itu memperkuat dugaan bahwa Boeing 777-200-menembak jatuh tiga bulan lalu mungkin tidak hancur berantakan dengan cepat setelah pesawat itu menabrak, kemudian menyebabkan semua orang dalam pesawat tersebut tewas.

"Orang-orang hampir tidak punya waktu untuk melihat rudal datang, tetapi apakah Anda tahu bahwa salah satu korban ditemukan dengan masker oksigen menutupi mulut mereka?" Kata Timmermans Kamis, saluran TV HOC dilaporkan.

"Ini berarti bahwa seseorang punya waktu untuk melakukan itu," katanya. "Setidaknya, kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan ini."

Jaksa Penuntut Umum mencoba mengkonfirmasi pernyataan menteri. Dia mengatakan bahwa dalam proses identifikasi pada masker oksigen itu memang ditemukan pada jenazah korban insiden penembakan MH17.

"Masker oksigen itu ditemukan terpasang dengan tali elastis di leher korban. The Netherlands Forensic Institute telah memeriksa sidik jari, air liur dan DNA pada masker itu dan hasilnya meyakinkan. Namun masih belum diketahui bagaimana dan untuk apa masker itu berada di leher korban. Pihak kerabat penumpang juga sudah diberitahu. Selain itu, tidak ada korban lain yang ditemukan dalam kondisi mengenakan masker oksigen," ucap jaksa itu dalam sebuah pernyataan.

Pesawat The Malaysia Airlines ditembak jatuh pada tanggal 17 Juli, saat terbang dari Amsterdam di Belanda ke Kuala Lumpur, Malaysia. Akibat insiden itu, semua penumpang yang berjumlah 283 penumpang dan awak kapal 15 meninggal.

Karena sebagian besar korban, 196 penumpang, adalah warga negara Belanda, Dewan Keamanan Belanda (DSB) memimpin dan mengkoordinasikan investigasi kelompok pakar internasional.

Satu bulan yang lalu, pada tanggal 9 September, DSB mengeluarkan laporan awal ke kecelakaan itu, mengatakan bahwa pesawat pecah di udara, mungkin sebagai akibat dari kerusakan struktural yang disebabkan oleh sejumlah besar benda-energi tinggi yang menembus pesawat dari luar.

Semua penumpang pesawat tewas seketika karena dekompresi langsung, kata laporan itu, tanpa menyebutkan setiap penggunaan masker oksigen.

Karena operasi militer aktif yang terus dekat lokasi kecelakaan MH17, ahli forensik tidak dapat memperbaiki temuan bukti di lapangan, dan tidak semua mayat telah ditemukan tiga bulan. Setelah 5 September perjanjian gencatan senjata dicapai antara pihak yang bertikai, kegiatan investigasi di zona lokasi kecelakaan dilanjutkan.

Sejauh ini, jenazah korban 251 MH17 telah diidentifikasi oleh para pejabat Belanda di Den Haag.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3374 seconds (0.1#10.140)