Kesehatan Bermasalah, Suksesor Khamenei Misterius

Senin, 06 Oktober 2014 - 15:08 WIB
Kesehatan Bermasalah, Suksesor Khamenei Misterius
Kesehatan Bermasalah, Suksesor Khamenei Misterius
A A A
TEHERAN - Kesehatan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang bermasalah memicu pertanyaan siapa suksesor atau penggantinya kelak.

Dari para tokoh Iran saat ini, tidak jelas siapa yang akan menggantikan sosok Khamenei suatu saat.

Awal September 2014, Khamenei membuat pengumuman mengejutkan, bahwa ia sedang menjalani operasi dan meminta rakyat Iran berdoa untuk kesehatannya. Pengumuman itu bahkan belum pernah terjadi dalam 35 tahun sejarah Republik Islam Iran.

Belum lama ini, para pejabat tinggi, termasuk Presiden Hassan Rouhani, kepala kehakiman dan ketua parlemen duduk mendampingi pemimpin Iran berusia 75 tahun itu. Setiap kunjunganselalu dilaporkan dengan situs berita Iran, lengkap dengan fotonya.

Bahkan mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad, yang disebut-sebut pernah terlibat ketegangan dengan Khamenei dalam beberapa tahun terakhir, juga datang menjenguk.

Sebagai pemimpin tertinggi, Khamenei memiliki kewenangan mutlak atas konstitusional Iran, termasuk membawahi eksekutif, legislatif, yudikatif, militer hingga media.

Tim ahli bedah yang melakukan operasi teradap Khamenei menyatakan, Pemimpin Tertinggi Iran itu beberapa waktu lalu menjalani operasi prostat kurang dari setengah jam. Dia hanya menggunakan anestesi lokal. Tim itu menjamin kesehatan Khamenei terjaga.

Pengamat politik Iran menyatakan, jika kesehatan Khamenei memburuk, para ulama dan Korps Pengawal Revolusi Islam dan militer Iran dipastikan bertemu untuk membahas siapa pengganti Khamenei.

”Penyakit para pemimpin di negara-negara yang tidak demokratis dipandang sebagai masalah keamanan nasional,” kata Mehdi Khalaji, pengamat politik Iran di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Tengah, seperti dikutip Reuters, Senin (6/10/2014).

Sejauh ini, Iran hanya dua Pemimpin Tertinggi sejak revolusi 1979. Pertama Ayatollah Ruhollah Khomeini dan kemudian digantikan Ayatollah Ali Khamenei.

Pemimpin Tertinggi Iran dipilih oleh Majelis Ahli, yang sebagian besar terdiri dari ulama tua. Namun, Garda Revolusi Iran juga disebut-sebut ikut andil dalam pemilihan.

“Ini tidak mungkin bahwa Garda Revolusi akan tunduk kepada sekelompok ulama untuk memilih komandan mereka selanjutnya,” kata Karim Sadjadpour, seorang ahli Iran di Carnegie Endowment for International Peace.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6337 seconds (0.1#10.140)