Pengakuan Saksi Pembuatan Video Pemenggalan ISIS
A
A
A
RAQQA - Sebuah kelompok aktivis anti-militan di Suriah, mengaku melihat pembuatan video pemenggalan kelompok ISIS di Raqqa, Suriah utara.
Juru bicara kelompok aktivis di Raqqa itu diam-diam membeberkan kepada IB Times, apa yang dia lihat selama beberapa jam, yang dia sebut sebagai aksi pemenggalan sandera oleh algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 20 September 2014.
Pada saat ia memberikan kesaksiannya, juru bicara kelompok aktivis itu tidak bisa mengkonfirmasi identitas korban. Dia hanya mengatakan; "Sekarang kita menunggu ISIS untuk mempublikasikan video.”
Seperti diketahui, ISIS telah memenggal empat sandera asal Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Yakni, jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff, serta dua warga Inggris, David Haine dan Alan Henning.
Laman IBTimes yang melansir pengakuan saksi mata pada Jumat (3/10/2014) itu tidak bisa secara independen memverifikasi akun kelompok aktivis di Raqqa. Namun, situs Bellingcat pernah menggunakan citra satelit untuk melacak lokasi pembuatan video pemenggalan James Folley. Yakni, di di sebuah bukit di Raqqa. Lokasi itu sama dengan pengakuan kelompok aktivis tersebut.
Dipenggal Bersamaan?
Ada analisis bahwa ISIS sebenarnya memenggal semua sandera dalam waktu yang sama, tapi dengan teknik pembuatan video, adegan itu seolah-olah terpisah. Contoh kejanggalan yang nyata adalah adanya perbedaan yang halus dalam rambut wajah wartawan AS Steven Sotloff, antara rekaman video yang pertama dan kedua.
Juru bicara kelompok aktivis yang bernama Abu Ibrahim Raqqawi itu memberikan kesaksian melalui Skype. Raqqawi melarikan diri dari Raqqa tiga minggu lalu, karena ada ancaman pembunuhan secara berulang dari ISIS. Tapi, dia masih menjalin kontak dengan 11 aktivis yang masih ada di Raqqa.
Pada 20 Septeber 2014, seorang aktivis kelompok itu secara kebetulan melihat konvoi ISIS sebelum pukul 08.00 waktu Raqqa. Kala itu, ISIS menutup jalan-jalan gurun di penghubung Kota Deir al-Zur dan Raqqa. Menurut Raqqawi, penutupan jalan itu untuk memastikan tidak ada yang melihat sandera-sandera mereka.
Menurutnya, sekitar 30 kendaraan ISIS yang berkonvoi saat itu berhenti di bawah bukit. Di bawah bukit di Raqqa itulah, seorang pria berpakaian hitam dan seorang lagi mengenakan kaus oranye berjalan menuju bukit.
Masih menurut Raqqawi, kelompoknya melihat setidaknya tiga kamera merekam adegan pemenggalan itu, di mana salah satunya berupa kamera besar, seperti yang dipakai untuk siaran televisi.
”Sekitar 30 mobil mengelilingi bukit di mana tawanan ini dipenggal, tiga kamera bergulir di sekitarnya,” tulis kelompok aktivis itu dalam sebuah pernyataan yang diunggah di website mereka. Kendaraan kelompok ISIS itu termasuk mobil Nissan merah yang dijaga banyak pasukan ISIS.
Kelompok itu, melihat dua sandera yang direkam empat kamera. Satu sandera dieksekusi, sedangkan satu sandera lainnya tidak berani berbicara karena terancam menjadi korban selanjutnya. Korban yang kedua inilah yang membuat pernyataan kepada pemerintahnya agar memenuhi tuntutan ISIS.
Juru bicara kelompok aktivis di Raqqa itu diam-diam membeberkan kepada IB Times, apa yang dia lihat selama beberapa jam, yang dia sebut sebagai aksi pemenggalan sandera oleh algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 20 September 2014.
Pada saat ia memberikan kesaksiannya, juru bicara kelompok aktivis itu tidak bisa mengkonfirmasi identitas korban. Dia hanya mengatakan; "Sekarang kita menunggu ISIS untuk mempublikasikan video.”
Seperti diketahui, ISIS telah memenggal empat sandera asal Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Yakni, jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff, serta dua warga Inggris, David Haine dan Alan Henning.
Laman IBTimes yang melansir pengakuan saksi mata pada Jumat (3/10/2014) itu tidak bisa secara independen memverifikasi akun kelompok aktivis di Raqqa. Namun, situs Bellingcat pernah menggunakan citra satelit untuk melacak lokasi pembuatan video pemenggalan James Folley. Yakni, di di sebuah bukit di Raqqa. Lokasi itu sama dengan pengakuan kelompok aktivis tersebut.
Dipenggal Bersamaan?
Ada analisis bahwa ISIS sebenarnya memenggal semua sandera dalam waktu yang sama, tapi dengan teknik pembuatan video, adegan itu seolah-olah terpisah. Contoh kejanggalan yang nyata adalah adanya perbedaan yang halus dalam rambut wajah wartawan AS Steven Sotloff, antara rekaman video yang pertama dan kedua.
Juru bicara kelompok aktivis yang bernama Abu Ibrahim Raqqawi itu memberikan kesaksian melalui Skype. Raqqawi melarikan diri dari Raqqa tiga minggu lalu, karena ada ancaman pembunuhan secara berulang dari ISIS. Tapi, dia masih menjalin kontak dengan 11 aktivis yang masih ada di Raqqa.
Pada 20 Septeber 2014, seorang aktivis kelompok itu secara kebetulan melihat konvoi ISIS sebelum pukul 08.00 waktu Raqqa. Kala itu, ISIS menutup jalan-jalan gurun di penghubung Kota Deir al-Zur dan Raqqa. Menurut Raqqawi, penutupan jalan itu untuk memastikan tidak ada yang melihat sandera-sandera mereka.
Menurutnya, sekitar 30 kendaraan ISIS yang berkonvoi saat itu berhenti di bawah bukit. Di bawah bukit di Raqqa itulah, seorang pria berpakaian hitam dan seorang lagi mengenakan kaus oranye berjalan menuju bukit.
Masih menurut Raqqawi, kelompoknya melihat setidaknya tiga kamera merekam adegan pemenggalan itu, di mana salah satunya berupa kamera besar, seperti yang dipakai untuk siaran televisi.
”Sekitar 30 mobil mengelilingi bukit di mana tawanan ini dipenggal, tiga kamera bergulir di sekitarnya,” tulis kelompok aktivis itu dalam sebuah pernyataan yang diunggah di website mereka. Kendaraan kelompok ISIS itu termasuk mobil Nissan merah yang dijaga banyak pasukan ISIS.
Kelompok itu, melihat dua sandera yang direkam empat kamera. Satu sandera dieksekusi, sedangkan satu sandera lainnya tidak berani berbicara karena terancam menjadi korban selanjutnya. Korban yang kedua inilah yang membuat pernyataan kepada pemerintahnya agar memenuhi tuntutan ISIS.
(mas)