Hari Pertama Sekolah, 10 Orang Terbunuh di Donetsk
A
A
A
DONETSK - Di hari pertama masuk sekolah, sebanyak 10 orang termasuk orang tua dan guru terbunuh akibat kekerasan di wilayah Donetsk, Ukraina timur.
Ini merupakan data korban tewas terbesar sejak gencatan senjata disepakati di Ukraina timur.
Seorang anak sekolah yang sedianya masuk pertama kali, terpaksa berlindung di ruang bawah tanah setelah baku tembak berkecemauk antara pasukan separatis pro-Rusia dengan pasukan Ukraina.
Amerika Serikat (AS) mengecam kekerasan terbaru di Donetsk. Sedangkan Uni Eropa memilih mempertahankan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia yang dianggap ikut memperburuk situasi di Ukraina timur sejak Perang Dingin. (Baca: Ukraina Memanas Lagi, AS Kerahkan 20 Tank Ironhorse)
Kanselir Jerman, Angela Merkel, menelepon Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mendesak Moskow agar menggunakan pengaruhnya guna menghentikan aksi separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
“Dia (Merkel) bersikeras bahwa tanggung jawab Rusia untuk mencegah aksi separatis pro-Rusia,” bunyi pernyataan pemerintah Jerman, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/10/2014).
Sementara itu, pemerintah daerah pro-Kiev yang berbasis di Donetsk, menuduh pasukan separatis pro-Rusia dari Republik Rakyat Donetsk yang menyerang sekolah.
Empat orang dewasa tewas, dan disusul enam orang lainnya ketika serangan menghantam sebuah minibus di halte yang berjarak 500 meter dari sekolah.
Ini merupakan data korban tewas terbesar sejak gencatan senjata disepakati di Ukraina timur.
Seorang anak sekolah yang sedianya masuk pertama kali, terpaksa berlindung di ruang bawah tanah setelah baku tembak berkecemauk antara pasukan separatis pro-Rusia dengan pasukan Ukraina.
Amerika Serikat (AS) mengecam kekerasan terbaru di Donetsk. Sedangkan Uni Eropa memilih mempertahankan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia yang dianggap ikut memperburuk situasi di Ukraina timur sejak Perang Dingin. (Baca: Ukraina Memanas Lagi, AS Kerahkan 20 Tank Ironhorse)
Kanselir Jerman, Angela Merkel, menelepon Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mendesak Moskow agar menggunakan pengaruhnya guna menghentikan aksi separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
“Dia (Merkel) bersikeras bahwa tanggung jawab Rusia untuk mencegah aksi separatis pro-Rusia,” bunyi pernyataan pemerintah Jerman, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/10/2014).
Sementara itu, pemerintah daerah pro-Kiev yang berbasis di Donetsk, menuduh pasukan separatis pro-Rusia dari Republik Rakyat Donetsk yang menyerang sekolah.
Empat orang dewasa tewas, dan disusul enam orang lainnya ketika serangan menghantam sebuah minibus di halte yang berjarak 500 meter dari sekolah.
(mas)