Protes Tumpahan Minyak, RI Minta Australia Bekerjasama
A
A
A
PERTH - Indonesia memprotes tumpahan minyak Montara yang berdampak pada masyarakat pesisir di seberang Laut Timor. Indonesia minta Australia bekerjasama untuk mengatasi masalah tumpahan minyak dari perusahaan yang berbasis di Perth, Australia itu.
Pada bulan Agustus 2009, muntahan minyak Montara di perairan Australia dibuang ke Laut Timor selama 74 hari. Diperkirakan, sebanyak 500 ribu liter minyak itu bocor setiap harinya.
Perusahaan yang bertanggung jawab adalah PTTEP Australasia, anak perusahaan yang berbasis di Perth, yang merupakan perusahaan milik Thailand.
Australia sebelumnya mengatakan belum menerima permintaan bantuan dari Indonesia terkait penanganan muntahan minyak Montara.
Namun, setelah lima tahun bencana, kantor berita ABC telah memperoleh surat yang dikirim oleh Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia pekan lalu. Isinya, Indonesia minta Australia bekerjasama dalam penanganan muntahan minyak Montara.
”Dampak buruk dari insiden Montara telah sangat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Minyak dari Montara tumpah dan menyeberang ke wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia,” bunyi surat itu yang dilansir media Australia, Selasa (30/9/2014).
”Setelah kejadian itu, upaya untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai dari pihak yang bertanggung jawab dalam insiden terkait dampak sosial dan lingkungan ekonomi ternyata menjadi masalah yang sulit dan rumit,” lanjut surat tersebut.
Indonesia minta Australia untuk mendorong PTTEP Australasia untuk menyelesaikan masalah ini. Sementara itu, pihak PTTEP Australasia, ikut merespons protes Indonesia.
“Izin tidak diterima dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penelitian di perairan Indonesia,” bunyi pernyataan PTTEP Australiasia. ”Model (sample) menunjukkan, ada minyak yang mencapai daratan Australia atau Indonesia, namun 98 persen dari minyak itu tetap di perairan Australia, yang sebagian besar berjarak 23 kilometer dari kepala sumur (minyak),” lanjut pernyataan PTTEP.
Kendati demikian, seorang ahli di California, Dr Bob Spies, menyarankan dilakukan pembersihan seperti kasus tumpahan minyak di Teluk Mesiko. ”Saya akan memperkirakan sekitar 20 persen (tumpahan minyak Montara) masuk ke perairan Indonesia," kata Spies, yang melihat tumpahan minyak Montara dari citra satelit.
Pada bulan Agustus 2009, muntahan minyak Montara di perairan Australia dibuang ke Laut Timor selama 74 hari. Diperkirakan, sebanyak 500 ribu liter minyak itu bocor setiap harinya.
Perusahaan yang bertanggung jawab adalah PTTEP Australasia, anak perusahaan yang berbasis di Perth, yang merupakan perusahaan milik Thailand.
Australia sebelumnya mengatakan belum menerima permintaan bantuan dari Indonesia terkait penanganan muntahan minyak Montara.
Namun, setelah lima tahun bencana, kantor berita ABC telah memperoleh surat yang dikirim oleh Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia pekan lalu. Isinya, Indonesia minta Australia bekerjasama dalam penanganan muntahan minyak Montara.
”Dampak buruk dari insiden Montara telah sangat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Minyak dari Montara tumpah dan menyeberang ke wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia,” bunyi surat itu yang dilansir media Australia, Selasa (30/9/2014).
”Setelah kejadian itu, upaya untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai dari pihak yang bertanggung jawab dalam insiden terkait dampak sosial dan lingkungan ekonomi ternyata menjadi masalah yang sulit dan rumit,” lanjut surat tersebut.
Indonesia minta Australia untuk mendorong PTTEP Australasia untuk menyelesaikan masalah ini. Sementara itu, pihak PTTEP Australasia, ikut merespons protes Indonesia.
“Izin tidak diterima dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penelitian di perairan Indonesia,” bunyi pernyataan PTTEP Australiasia. ”Model (sample) menunjukkan, ada minyak yang mencapai daratan Australia atau Indonesia, namun 98 persen dari minyak itu tetap di perairan Australia, yang sebagian besar berjarak 23 kilometer dari kepala sumur (minyak),” lanjut pernyataan PTTEP.
Kendati demikian, seorang ahli di California, Dr Bob Spies, menyarankan dilakukan pembersihan seperti kasus tumpahan minyak di Teluk Mesiko. ”Saya akan memperkirakan sekitar 20 persen (tumpahan minyak Montara) masuk ke perairan Indonesia," kata Spies, yang melihat tumpahan minyak Montara dari citra satelit.
(mas)