Dituduh Murtad, ISIS Siksa Wanita Irak 5 Hari lalu Dibunuh
A
A
A
MOSUL - Aktivis wanita Irak, Samira Salih al-Nuaimi disiksa selama lima hari sebelum dibunuh militan ISIS karena dituduh murtad.
Samira dieksekusi setelah diadili oleh pengadilan syariah ala kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu. Aktivis wanita itu ditangkap militan ISIS di rumahnya pada tanggal 17 September 2014.
Dia ditangkap karena diduga mem-posting tulisan kritis di Facebook yang berisi ulah para militan radikal yang menghancurkan situs-situs keagamaan di Mosul, Irak utara. Selama ini kelompok ISIS menghancurkan banyak situs suci, termasuk masjid, makam Nabi dan situs suci lain yang dianggap dikultuskan.
Menurut Misi Bantuan PBB di Irak, Samira setelah disiksa lima hari, dia dieksekusi di depan publik. Dia dibunuh pada Senin lalu. Halaman Facebook-nya juga dihapus sejak kematiannya.
”Dengan menyiksa dan mengeksekusi aktivis dan pengacara hak asasi manusia perempuan, khususnya pembela hak-hak sipil dan asasi manusia sesama warga di Mosul, ISIS terus membuktikan sifatnya yang menggabungkan kebencian, nihilisme dan kebiadaban, serta total mengabaikan kesopanan manusia,” kata Nickolay Mladenov, Duta PBB untuk Irak, dalam sebuah pernyataan yang dilansir Al Arabiya, semalam (25/9/2014).
Badan Pusat Hak Asasi Manusia Teluk menyatakan, Samira selama ini telah bekerja membala hak tahanan dan memperjuangkan hak-hak kaum miskin.
Organisasi yang berbasis di Bahrain ini melanjutkan, bahwa kematian Samira secara tragis semata-mata karena perjuangannya untuk mewujudkan kedamaian untuk warga Irak, khususnya di Mosul.
Kelompok ISIS belum memberikan keterangan terkait penyiksaan dan eksekusi terhadap aktivis wanita Irak yang dianggap murtad itu.
Samira dieksekusi setelah diadili oleh pengadilan syariah ala kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu. Aktivis wanita itu ditangkap militan ISIS di rumahnya pada tanggal 17 September 2014.
Dia ditangkap karena diduga mem-posting tulisan kritis di Facebook yang berisi ulah para militan radikal yang menghancurkan situs-situs keagamaan di Mosul, Irak utara. Selama ini kelompok ISIS menghancurkan banyak situs suci, termasuk masjid, makam Nabi dan situs suci lain yang dianggap dikultuskan.
Menurut Misi Bantuan PBB di Irak, Samira setelah disiksa lima hari, dia dieksekusi di depan publik. Dia dibunuh pada Senin lalu. Halaman Facebook-nya juga dihapus sejak kematiannya.
”Dengan menyiksa dan mengeksekusi aktivis dan pengacara hak asasi manusia perempuan, khususnya pembela hak-hak sipil dan asasi manusia sesama warga di Mosul, ISIS terus membuktikan sifatnya yang menggabungkan kebencian, nihilisme dan kebiadaban, serta total mengabaikan kesopanan manusia,” kata Nickolay Mladenov, Duta PBB untuk Irak, dalam sebuah pernyataan yang dilansir Al Arabiya, semalam (25/9/2014).
Badan Pusat Hak Asasi Manusia Teluk menyatakan, Samira selama ini telah bekerja membala hak tahanan dan memperjuangkan hak-hak kaum miskin.
Organisasi yang berbasis di Bahrain ini melanjutkan, bahwa kematian Samira secara tragis semata-mata karena perjuangannya untuk mewujudkan kedamaian untuk warga Irak, khususnya di Mosul.
Kelompok ISIS belum memberikan keterangan terkait penyiksaan dan eksekusi terhadap aktivis wanita Irak yang dianggap murtad itu.
(mas)