Skotlandia Beruntung Bisa Gelar Referendum
A
A
A
EDINBURGH - Hanya beberapa jam lagi akan diketahui apakah Skotlandia akan merdeka atau tetap bersama dengan Inggris. Menanggapi kondisi ini, sejumlah warga Skotlandia merasa beruntung karena diberikan hak untuk memutuskan masa depan mereka oleh Inggris.
“Orang-orang Skotlandia sangatlah beruntung diberikan kebebasan untuk dapat mengungkapkan keinginan mereka agar bisa menentukan masa depannya dengan cara yang demokratis dan damai,” ucap Stuart Nicholson, juru bicara Alex Salmond, pemimpin kemerdekaan pro-Skotlandia.
Melansir RIANOVOSTI, Kamis (18/9/2014), menurut Nicholson, banyak negara di dunia harus melalui serangkaian konflik dan peperangan untuk bisa merdeka dari negara induk mereka. Seperti Amerika Serikat (AS) yang merdeka dari Inggris tahun 1783.
"Kami sangat beruntung sebagai bangsa, bahwa kita memiliki kesempatan untuk mendapatkan kemerdekaan bangsa kita dengan cara yang sangat demokratis dan tidak melalui konflik, sebagaimana telah terjadi dengan begitu banyak negara, termasuk AS sendiri," kata Nicholson.
AS merdeka dari Inggris setelah melalui pertempuran panjang yang berlangsung selama delapan tahun. Nicholson menyebut keberuntungan inilah yang patut disyukuri oleh Skotlandia, karena tanpa adanya pertumpahan darah mereka bisa menentukan sendiri masa depan mereka.
Lebih dari 4 juta warga Skotlandia yang berusia 16 tahun ke atas ikut dalam referendum tersebut. Skotlandia hanya membutuhkan 52 persen dukungan dari seluruh rakyatnya untuk dapat merdeka dari Inggris dan menjadi sebuah negara yang berdaulat.
“Orang-orang Skotlandia sangatlah beruntung diberikan kebebasan untuk dapat mengungkapkan keinginan mereka agar bisa menentukan masa depannya dengan cara yang demokratis dan damai,” ucap Stuart Nicholson, juru bicara Alex Salmond, pemimpin kemerdekaan pro-Skotlandia.
Melansir RIANOVOSTI, Kamis (18/9/2014), menurut Nicholson, banyak negara di dunia harus melalui serangkaian konflik dan peperangan untuk bisa merdeka dari negara induk mereka. Seperti Amerika Serikat (AS) yang merdeka dari Inggris tahun 1783.
"Kami sangat beruntung sebagai bangsa, bahwa kita memiliki kesempatan untuk mendapatkan kemerdekaan bangsa kita dengan cara yang sangat demokratis dan tidak melalui konflik, sebagaimana telah terjadi dengan begitu banyak negara, termasuk AS sendiri," kata Nicholson.
AS merdeka dari Inggris setelah melalui pertempuran panjang yang berlangsung selama delapan tahun. Nicholson menyebut keberuntungan inilah yang patut disyukuri oleh Skotlandia, karena tanpa adanya pertumpahan darah mereka bisa menentukan sendiri masa depan mereka.
Lebih dari 4 juta warga Skotlandia yang berusia 16 tahun ke atas ikut dalam referendum tersebut. Skotlandia hanya membutuhkan 52 persen dukungan dari seluruh rakyatnya untuk dapat merdeka dari Inggris dan menjadi sebuah negara yang berdaulat.
(esn)