Cegah Medeka, Inggris Imingi Kekuasaan Lebih ke Skotlandia
A
A
A
LONDON - Para pemimpin tiga partai politik utama di Inggris berjanji untuk memberikan kekuasaan lebih kepada Skotlandia jika memilih tidak merdeka dari Inggris.
Penentuan Skotalandia pisah atau tidak dari Inggris akan ditentukan dalam referendum pada Kamis (18/9/2014) besok. Iming-iming kekuasaan itu muncul saat Inggris panik menghadapi jam-jam terakhir menjelang referendum.
Sudah 300 tahun Skotlandia menjadi bagian dari Inggris, dan besok akan menjadi penentuan masa depan wilayah itu. (Baca: Inggris Rayu Skotlandia agar Tak Memisahkan Diri)
Menurut survei Opinium untuk Daily Telegraph dan ICM untuk The Scotsman, sekitar 52 persen rakyat Skotlandia memilih merdeka atau pisah dari Inggris. Sedangkan 48 persen memilih tetap bergabung dengan Inggris.
Dalam sebuah artikel berjudul “The Vow” di surat kabar Skotlandia, Daily Record, Perdana Menteri Partai Konservatif, David Cameron, pemimpin Partai Demokrat Liberal, Nick Clegg dan pemimpin Partai Buruh Ed Miliband, menyerukan agar rakyat Skotandia memilih “Tidak” untuk referendum kemerdekaan.
”Sebuah suara ‘Tidak’ akan memberikan perubahan lebih cepat, lebih aman, dan perubahan lebih baik dari pada pisah,” tulis media itu, Rabu (17/9/2014). mengutip pernyataan tiga pemimpin politik Inggris. (Baca: Tuntutan Skotlandia Merdeka Menguat, Inggris Panik)
“Kekuasaan baru yang luas akan diberikan kepada Holyrood, Parlemen Skotlandia, dan berusaha untuk meyakinkan para pemilih bahwa formula Barnett, yang digunakan untuk menentukan bagaimana sumber daya dialokasikan di Inggris, akan dipertahankan,” lanjut laporan itu. (Baca juga: Teka-teki Bendera Inggris jika Skotlandia Pisah)
Sementara itu, Menteri Pertama Skotlandia, Alex Salmond mengabaikan iming-iming kekuasaan lebih dari Inggris itu.”Saya tidak akan menghalangi orang-orang di Skotlandia dari kesempatan besar untuk menentukan masa depan Skotlandia,” katanya.
Penentuan Skotalandia pisah atau tidak dari Inggris akan ditentukan dalam referendum pada Kamis (18/9/2014) besok. Iming-iming kekuasaan itu muncul saat Inggris panik menghadapi jam-jam terakhir menjelang referendum.
Sudah 300 tahun Skotlandia menjadi bagian dari Inggris, dan besok akan menjadi penentuan masa depan wilayah itu. (Baca: Inggris Rayu Skotlandia agar Tak Memisahkan Diri)
Menurut survei Opinium untuk Daily Telegraph dan ICM untuk The Scotsman, sekitar 52 persen rakyat Skotlandia memilih merdeka atau pisah dari Inggris. Sedangkan 48 persen memilih tetap bergabung dengan Inggris.
Dalam sebuah artikel berjudul “The Vow” di surat kabar Skotlandia, Daily Record, Perdana Menteri Partai Konservatif, David Cameron, pemimpin Partai Demokrat Liberal, Nick Clegg dan pemimpin Partai Buruh Ed Miliband, menyerukan agar rakyat Skotandia memilih “Tidak” untuk referendum kemerdekaan.
”Sebuah suara ‘Tidak’ akan memberikan perubahan lebih cepat, lebih aman, dan perubahan lebih baik dari pada pisah,” tulis media itu, Rabu (17/9/2014). mengutip pernyataan tiga pemimpin politik Inggris. (Baca: Tuntutan Skotlandia Merdeka Menguat, Inggris Panik)
“Kekuasaan baru yang luas akan diberikan kepada Holyrood, Parlemen Skotlandia, dan berusaha untuk meyakinkan para pemilih bahwa formula Barnett, yang digunakan untuk menentukan bagaimana sumber daya dialokasikan di Inggris, akan dipertahankan,” lanjut laporan itu. (Baca juga: Teka-teki Bendera Inggris jika Skotlandia Pisah)
Sementara itu, Menteri Pertama Skotlandia, Alex Salmond mengabaikan iming-iming kekuasaan lebih dari Inggris itu.”Saya tidak akan menghalangi orang-orang di Skotlandia dari kesempatan besar untuk menentukan masa depan Skotlandia,” katanya.
(mas)