Ajaib, Wanita China Hidup Normal dengan Otak Separuh
A
A
A
SHANDONG - Kondisi langka dialami wanita China yang hidup normal meski separuh otaknya tidak ada. Di saat usianya 24 tahun, dan mulai mengeluh pusing, kelangkaan itu baru terdeteksi dokter.
Dokter di Rumah Sakit Umum Komando Militer China (PLA) untuk Daerah Jinan, Provinsi Shandong. Wanita itu menemui petugas media dan mengeluh mual dan pusing.
Hasil scan medis menunjukkan, bahwa wanita itu terlahir sebagian otak yang berfungsi untuk keseimbangan.
Kejanggalan, sejatinya dialami wanita China yang identitasnya tidak diungkap itu ketika dia masih kecil. Dia tidak bisa belajar bicara sampai usia enam tahun.
Dia juga gagal untuk belajar berjalan sampai dia berusia tujuh tahun. Namun, ajaibnya setelah itu dia hidup normal seperti orang-orang pada umumnya.
Dokter percaya keajaiban yang dialami wanita itu hanya satu dari sembilan orang di dunia. Itu pun jarang yang bisa hidup normal meski mengalami kelainan dengan apa yang disebut cerebellar agenesis.
Saat dites, dia tidak mengalami masalah pemahaman dengan kata-kata. Hanya saja, dia kesulitan soal pengucapan. Setiap bicara, suaranya bergetar dan kata-kata yang diucapkan tidak jelas. Namun, dokter mengatakan, nada suara wanita itu keras.
Mario Manto, pakar yang meneliti gangguan cerebellar di Free University of Brussels di Belgia, juga menganggap kasus yang dialami wanita China itu langka.”Ini kasus yang jarang, yang menarik untuk dipahami bagaimana sirkuit otak bekerja dan mengkompensasi bagian yang hilang,” katanya.
Wanita itu, seperti dikutip Mail Online, semalam (12/9/2014) telah menikah, dan melahirkan seorang anak perempuan. Namun, anaknya tidak mengalami kelainan neurologis.
Dokter di Rumah Sakit Umum Komando Militer China (PLA) untuk Daerah Jinan, Provinsi Shandong. Wanita itu menemui petugas media dan mengeluh mual dan pusing.
Hasil scan medis menunjukkan, bahwa wanita itu terlahir sebagian otak yang berfungsi untuk keseimbangan.
Kejanggalan, sejatinya dialami wanita China yang identitasnya tidak diungkap itu ketika dia masih kecil. Dia tidak bisa belajar bicara sampai usia enam tahun.
Dia juga gagal untuk belajar berjalan sampai dia berusia tujuh tahun. Namun, ajaibnya setelah itu dia hidup normal seperti orang-orang pada umumnya.
Dokter percaya keajaiban yang dialami wanita itu hanya satu dari sembilan orang di dunia. Itu pun jarang yang bisa hidup normal meski mengalami kelainan dengan apa yang disebut cerebellar agenesis.
Saat dites, dia tidak mengalami masalah pemahaman dengan kata-kata. Hanya saja, dia kesulitan soal pengucapan. Setiap bicara, suaranya bergetar dan kata-kata yang diucapkan tidak jelas. Namun, dokter mengatakan, nada suara wanita itu keras.
Mario Manto, pakar yang meneliti gangguan cerebellar di Free University of Brussels di Belgia, juga menganggap kasus yang dialami wanita China itu langka.”Ini kasus yang jarang, yang menarik untuk dipahami bagaimana sirkuit otak bekerja dan mengkompensasi bagian yang hilang,” katanya.
Wanita itu, seperti dikutip Mail Online, semalam (12/9/2014) telah menikah, dan melahirkan seorang anak perempuan. Namun, anaknya tidak mengalami kelainan neurologis.
(mas)