Darurat Militer Berlaku Jika Gencatan Senjata Gagal
A
A
A
KIEV - Tanpa diduga, Pemerintah Ukraina yang selama ini optimis dengan gencatan senjata di wilayahnya, ternyata sudah menyiapkan rencana cadangan bila proses ini tidak berjalan sebagai mana mestinya. Juru bicara parlemen Ukraina, Leksndr Turchynov menyatakan darurat militer adalah rencana cadangan yang akan dipakai Ukraina bila gencatan senjata gagal.
“Darurat militer adalah salah satunya pilihan yang kami miliki untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Jika, rencana perdamaian yang sedang berjalan gagal dilaksanakan,” ucap Turchynov, seperti dilansir Itar-tas, Kamis (11/9/2014).
"Tidak ada alternatif lain selain darurat militer dan mobilisasi semua sumber daya yang dimiliki oleh negara," Turchynov menegaskan. Menurutnya, saat ini bola berada di tangan Presiden Ukraina, Petro Porshenko, apakah akan memberlakukan darurat militer atau tidak.
“Kemungkinan untuk memberlakukan darurat militer sudah diatur dalam undang-undang, dan saat ini kami (parlemen Ukraina) hanya tinggal menunggu permintaan dari presiden, jika surat resmi permintaan itu sudah ada maka kami akan segera memberlakukanya,” Turchynov menambahkan.
Dirinya juga mengatakan, saat ini seluruh warga Ukraina harus terus bersatu dan Ukraina harus memperkuat kekuatan militernya. “Ukraina tidak boleh kehilangan wilayah di Ukraina, kita harus bisa merebut kembali kota-kota di Ukraina timur lalu membangun garis pertahan aktif disepanjang perbatasan dengan Rusia,” ucapnya.
Pernyataan parlemen ini muncul di tengah-tengah situasi kondusif anatar Rusia dan Ukraina, dan juga Ukraina dengan pemerintah Donetsk dan Lugansk. Poroshenko sebelumnya lebih memilih cara halus dengan memberikan hak otonomi kepada beberapa wilayah di Ukraina timur agar mereka tidak lepas dari genggaman Ukraina.
“Darurat militer adalah salah satunya pilihan yang kami miliki untuk menyelesaikan konflik di Ukraina. Jika, rencana perdamaian yang sedang berjalan gagal dilaksanakan,” ucap Turchynov, seperti dilansir Itar-tas, Kamis (11/9/2014).
"Tidak ada alternatif lain selain darurat militer dan mobilisasi semua sumber daya yang dimiliki oleh negara," Turchynov menegaskan. Menurutnya, saat ini bola berada di tangan Presiden Ukraina, Petro Porshenko, apakah akan memberlakukan darurat militer atau tidak.
“Kemungkinan untuk memberlakukan darurat militer sudah diatur dalam undang-undang, dan saat ini kami (parlemen Ukraina) hanya tinggal menunggu permintaan dari presiden, jika surat resmi permintaan itu sudah ada maka kami akan segera memberlakukanya,” Turchynov menambahkan.
Dirinya juga mengatakan, saat ini seluruh warga Ukraina harus terus bersatu dan Ukraina harus memperkuat kekuatan militernya. “Ukraina tidak boleh kehilangan wilayah di Ukraina, kita harus bisa merebut kembali kota-kota di Ukraina timur lalu membangun garis pertahan aktif disepanjang perbatasan dengan Rusia,” ucapnya.
Pernyataan parlemen ini muncul di tengah-tengah situasi kondusif anatar Rusia dan Ukraina, dan juga Ukraina dengan pemerintah Donetsk dan Lugansk. Poroshenko sebelumnya lebih memilih cara halus dengan memberikan hak otonomi kepada beberapa wilayah di Ukraina timur agar mereka tidak lepas dari genggaman Ukraina.
(esn)